Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Infak Sepuluh Ribu Perak

12 Mei 2024   09:27 Diperbarui: 12 Mei 2024   10:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sekarang Ayah tanya. Masih ingat siapa-siapa aja yang nyumbang?"

"Nggak semua sih, Yah."

"Dengar nggak kalau ada sumbangan atas nama hamba Allah?"

"Iya, ada. Lebih dari satu kayaknya."

"Ya, betul. Paling tidak ada lima. Masing-masing lima ratus ribu."

"Kok, Ayah tahu? Ayah, kan nggak Jumatan di sini? tanya Hanif heran.


Pak Manan memberitahukan kepada anaknya bahwa infak untuk renovasi masjid atas nama lima hamba Allah itu adalah darinya. Sengaja ia lakukan itu untuk tidak menarik perhatian orang. Ia ingin perbuatan baiknya tidak diketahui oleh orang lain. Hanya Ketua Dewan Masjid yang tahu. Begitu pula bantuannya untuk kegiatan warga, hanya diketahui oleh Ketua RT. Ia selalu berpesan agar hal itu rapat dirahasiakan.

Akan tetapi, rupa-rupanya pilihan Pak Manan untuk menyembunyikan amal tidak selalu berakibat baik. Orang jadi berburuk sangka kepadanya. Hanif pun kena getahnya.

"Berarti Ayah nggak pelit, dong?" ucap Hanif.

Pak Manan tertawa.

"Hanif nggak usah cerita-cerita, ya. Biar itu jadi rahasia kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun