Mohon tunggu...
Abdullah Muzi Marpaung
Abdullah Muzi Marpaung Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pejalan kaki

Tak rutin, tapi terus...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Infak Sepuluh Ribu Perak

12 Mei 2024   09:27 Diperbarui: 12 Mei 2024   10:55 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hanif tadi sedih dan nangis?" tanya Pak Manan setelah ia melepaskan pelukan.

Hanif mengangguk.

"Sekarang masih sedih?"

"Sedikit."

"Berhenti dulu menggambarnya, ya. Ayah mau cerita."

"Kita duduk di situ," ujar Pak Manan sambil menunjuk tempat tidur anaknya.


Mereka lalu duduk di tepi dipan.

"Hanif selalu mendengar pengumuman sumbangan masjid?"

Hanif mengangguk.

"Hanif kecewa nggak pernah dengar nama ayah disebut?"

Hanif kembali mengangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun