Hujan yang turun baru saja usai,Â
Meninggalkan bumi yang basah dengan semerbak bunga di halaman.Â
Aku yang masih tertegun didepan jendela, tak mau bergeming walau hujan telai usai.Â
Ah.. Mengapa begitu cepat hujan itu berlalu,Â
Aku masih mau menghitung tetes air hujan,Â
Seperti aku menghitung hari berapa lama engkau sudah pergi.Â
Aku ingin hujan bisa membawa perahu kertas yang penuh rindu,Â
Rindu yang terdampar tanpa siapa tahu pemiliknya,Â
Siapa tahu ketemu sang pemilik hati,Â
Karena rindu ini sangat menyiksaku, agar bisa kusudahi lara ini karena rindu tanps sang pemilik....Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)