Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hanya Kami Berdua

21 Juni 2021   19:11 Diperbarui: 21 Juni 2021   19:17 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh 733215 dari Pixabay

Baiklah! Aku akan menggendongmu!

Lalu aku mengangkat tubuhnya yang mungil ke dalam dekap dan membawanya pulang.

***

Jam di dinding menunjuk pukul sebelas malam. Kami masih berdua masih berurusan dengan buku dengan nyala lampu di meja. Aku ragu untuk menyuruhnya tidur karena pasti dia bersikeras untuk menemani tulisan puisiku.  Lagian aku merasakan sejak kepergian lelaki itu, pena di meja tak henti basah seperti ada di dalam darah kami. 

Jika aku akan tertidur aku yakin dia juga akan ikut terlelap, karena kami begitu luka sehingga meninggalkan warna dalam tulisan patah hati. Lukisan hati yang terbang.

Mungkin kami mengambil jalan lurus cinta dengan benar, sehingga terlalu lurus untuk suatu keberuntungan, yaitu keberuntungan atau ketidakberuntungan. Dan kami polos sehingga harus menelan ketidakberuntungan.

Malam akan segera naik! Sebaiknya kita tidur! Aku mengajaknya sambil melangkah ke kamar tidur. Dia begitu mengantuk sehingga begitu menurut untuk segera masuk ke dalam mimpi yang dalam.

***

Hari ini kami berdua ke makamnya. Lagi-lagi hanya batu dan bunga yang mengembalikan air mata yang entah sampai kesekian kesempatan. Lama kami sampai menggantang matahari bagai tidak berguna di dunia. Nasib kami menggantung abu-abu dari pria yang di bawah sana, yang tak pernah menjawab. Mungkin membuatnya senang dengan nyekar yang kami lakukan bertahun-tahun ini.

Hanya membuat sandaran dingin batu, bukan lagi pelukan lengan yang hangat yang melipat dan mendekap, sehingga bisa terdengar napasnya yang tertinggal di udara.

Terlalu lama kami menangis! Bisikku kepadanya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun