Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan Puisi: Rencana Merinci SIAPA TAHU. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah Peringkat # 1 ========================================== Puji TUHAN atas IDE yang Engkau alirkan DERAS ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setitik Indah Tubuh Tuanmu

10 April 2021   18:00 Diperbarui: 15 April 2021   22:16 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

(setitik indah tubuh tuanmu)

garis  menyilang

ruang  menembus bidang

sisakan bekas jejak

gonggongan kata usang

seabad sudah angin 

dikejar bunyi lonceng berdentang

sembunyi ke dalam pelana

genangi  sepinya semesta

dan saat  engkau memahat sang waktu

daging dan tulangmu kelana tak tentu

buat apa selipkan titik kedalam  grafik

otaki rumus rumus  panjang tak menarik

tambahkan asumsi dan tipuan hipotetik

toh, hanya kebenaran semu setiap detik

dan saat engkau memahat sang ruang

lenguh nadimu  bergelantung dimana

karena tanah kosong itu telah ditempati

oleh nyeri ruas sendimu sendiri 

yang bernama rahsa

karena omong kosong  telah di isi

rimbun rumah  sejarah tak berubah

hingga belukar serambi sangsi

ditumbuhi kering rumput teka teki

engkau tak pernah temui

ruang kosong yang sebenarnya ini

karena engkau enggan berhenti

dan terus mencari 

tubuh majikanmu ini

gontai  tak hidup juga tak mati

berkerumun pada embun khayali

bergelantung pada tali gong sunyi

dan saat  engkau memahat  gerabah gundah

rebusan peluh hangat pikiranmu sia sia

jauh lampaui jangkauan tanganmu sendiri

jalan pulangmu  pun  jadi semakin  misteri

karena oksigen  usiamu  

terbuang percuma ke udara

habis menguap bersama

tumpukan  data angka aksara

terjebak  oleh pilihanmu sendiri

karena engkau terlalu  banyak bicara

terpancing umpan

kekinian mudamu  berdebu

tak tahu hendak kemana lagi

geliat langkah darahmu menuju

karena engkau selalu menyanggah  

bahwa setitik  indah tubuh tuanmu adalah

kulit luarnya jagad raya melipat isi

arah  ruang  yang mengembang  ke segala arah tepi

dan lama lengangnya sang waktu yang  mengabadi

dan saat  engkau  hampir selesai

memahat replika tubuh indah tuanmu

engkaupun mengakhirkan  pertanyaanmu:

 " kalau setitik indah tubuhmu sebesar  ini,

lalu engkau sebesar apa?"

"tak sebesar kesombonganmu",  jawab tuanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun