Mohon tunggu...
Bambang Setijoso
Bambang Setijoso Mohon Tunggu... Electromagnetics / Senior Electrical Engineer Specialist -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Yang Mungkin Luput dari Perhatian Jajaran Garuda Indonesia V2

28 Juli 2018   23:43 Diperbarui: 30 Juli 2018   05:52 2019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilihat dari rasio peningkatan jumlah (armada, penumpang, pendapatan dll.) dibandingkan dengan jumlah pegawai yang lebih sedikit, kompleksitas bisnis airline, aspek bisnis versus operasional pesawat, maka penambahan direksi boleh jadi untuk mengoptimalkan masing-masing bagian dan belum bisa serta merta dikatakan telah terjadi pembengkakan.

Low Cost Carrier (LCC)

Dari laporan KU 2017, tingkat keterisian pesawat LCC dari Citilink tampak lebih bagus dari GI Main Brand berturut-turut selama kurun 2013 -2017. Tingkat keterisian armada GI jalur domestik lebih bagus dari jalur Internasional. Boleh jadi maraknya destinasi pariwisata di Indonesia, harga tiket yang relatif murah dan tiadanya kendaraan lain selain pesawat terbang yang bisa membuat penumpang melakukan efisiensi waktu lebih baik, telah mendongkrak kinerja keterisian LCC lebih baik daripada GI.

Maka layaklah untuk diberi bobot perhatian apakah disebabkan oleh harga tiket yang lebih mahal, atau penggunaan armada pesawat yang kurang efisien untuk jalur pendek. Juga membuka jalur-jalur baru penerbangan domestik yang kaya akan destinasi pariwisata dan dengan menambah armada yang lebih fuel eficient.

 

New Aircraft More Fuel Efficient


Penundaan pembelian pesawat bisa menjadi momentum baru bagi GI untuk melihat kehadiran pesawat baru yang lebih fuel efficient pada kelasnya. Pesawat CS-100 dan CS-300 yang semula produk Bombardier Aerospace, sekarang telah menjadi bagaian dari Airbus fleet dengana nama baru A220-100 dan A220-300.

Pesawat dengan fuel efficient paling baik dikelasnya, patutlah diperhitungkan oleh GI. Mengingat avtur sebagai faktor luar mempunyai dampak langsung pada untung rugi perusahaan dan prosentasenya besar, lebih dari satu digit.

Kompleksitas dan Margin yang Rendah

Menjalankan bisnis airline memang kompleks melihat banyaknya parameter, sementara marginnya rendah, sekitar satu digit. Laba bersih GI (2013-2017) paling tinggi 2.04%, rugi terbesar -9.38%. Artinya diperlukan optimasi disemua parameter untung rugi.

Akan menarik untuk mengetahui bagaimana efisiensi fuel berdasarkan spesifikasi pembuat pesawat dibandingkan dengan performa riil sesungguhnya dilapangan. Laporan KU barangkali bisa menampilkan kinerja pesawat, membandingkan masing2 jalur yang dipakai, kesibukan airport, kinerja pilot, jenis dan model pesawat dlsb. Semua hal ini memang belum disajikan dalam laporan KU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun