Mohon tunggu...
Bambang Setijoso
Bambang Setijoso Mohon Tunggu... Electromagnetics / Senior Electrical Engineer Specialist -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Yang Mungkin Luput dari Perhatian Jajaran Garuda Indonesia V2

28 Juli 2018   23:43 Diperbarui: 30 Juli 2018   05:52 2019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tingkat Keterisian / Seat Load Factor

Seat Load Factor (SLF) pesawat terbang tertinggi di dunia, ranking 1 tahun 2017 adalah Ryanair dengan nilai sekitar 94% (sumber ATW), nomer 10 adalah KLM dengan angka sekitar 88%. GI tidak masuk sepuluh besar, nilai SLF nya sekitar 10% dibawah KLM. Jika GI bisa menaikkan SLF 10% apalagi bila menyamai ranking 1 menaikkan sampai dengan 20%, maka akan menaikkan pendapatan signikan. Ini kiranya akan menutup kerugian atas beban kenaikan harga avtur.

Apa yang disampaikan oleh pak Pahala tentang menaikkan interkonektivitas (siaran CNN bersama Desi Anwar) saya rasa sudah merupakan pendekatan yang valid. Bak angkutan Bis saja, dimana ia berhenti ada penumpang baru bisa naik mengisi kursi kosong.

Perlu juga dievaluasi jumlah pegawai yang bertugas untuk memasarkan kursi pesawat dan mengoptimalkan interkonektivitas mun

gkin justru harus ditingkatkan, bukan dikurangi.

Kinerja Operasional


Dari Table KU 2017, Segmentasi Operasi, terlihat jumlah armada meningkat dari sejumlah 140 di th 2014 menjadi 202 di th 2017. Sementara dari Table KU tahun yang sama jumlah pegawai berdasarkan jenjang kepangkatan, jumlah pilot malah menurun dari 1511 ke 1289 dan cabin crew menurun dari 3427 ke 3253.

subset-tabel-operasional-5b5e4454677ffb65c14cfe82.png
subset-tabel-operasional-5b5e4454677ffb65c14cfe82.png
subset-tabel-pengembangan-pegawai-5b5e450ccaf7db1b87376e62.png
subset-tabel-pengembangan-pegawai-5b5e450ccaf7db1b87376e62.png
Dilihat dari aspek rasio armada per jumlah pilot atau per jumlah cabin crew, ataupun FOO maupun ground staff, semuanya naik. Artinya Direksi GI telah berhasil mengefisiensikan pegawai. Maka patut dihargai bahwa Direksi GI masih dapat mejaga kenaikan pendapatan terus menerus dengan beban kerja dipundak masing-masing pegawai makin besar.

Disisi lain perlu diperhatikan beban kerja ini masih tergolong wajar atau sudah mendekati ambang kritis. Pertanyaannya adalah mungkinkah penurunan jumlah pilot dengan jumlah armada yang semakin membengkak telah membuat konsentrasi untuk mengendalikan pesawat dengan tingkat efisiensi tertinggi menjadi menurun. Faktor rasio jumlah armada dengan jumlah pilot, beserta applicable rating, kelelahan bisa ditilik lebih jauh.

Jika ada datanya, akan menarik untuk melihat rata-rata penggunaan bahan bakar pada periode jumlah armada masih sekitar 140 dan sekitar 200, untuk masing-masing jalur dan jenis, serta model pesawat yang digunakan. Perbandingan antara jumlah armada per jumlah pilot memang barangkali tidak bisa digebyah uyah secara rata-rata, tetapi dilihat untuk masing-masing jenis pesawat dan rating pilot tersedia. Number of Pilot Crew per Aircraft tampaknya memang tidak bisa di gebyah uyah, pukul rata.

Kita katakan diatas tadi bahwa dengan harga avtur yang tinggi di tahun 2012/2013 GI masih untung. Padahal disebutkan dalam laporan keuangan masalah harga BBM ini bisa mencapai diatas 30% biaya operasi (faktor terbesar). Maka segala upaya "fine tune" pemakaian avtur akan punya arti. Lebih-lebih margin pesawat hanya berada pada orde satu digit saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun