Irma pun menceritakan pengalaman doanya. Sebelum ini, Irma sudah pernah mendoakan agar adik bungsunya itu agar putus dengan dua pacarnya yang dahulu. Yang satu, karena  tidak seiman. Sedang pacar yang satunya, mantan percandu narkoba. Dan faktanya, doa-doa Irma sukses. Sebab semuanya dikabulkan Tuhan. Memang selain mendoakan, Irma juga dengan kasih mencerahi hati Ita dengan nasihat yang logis dan kuat.
"Jadi, meski sebuah doa itu terkesan keras bahkan sadis, tapi kalau dikabulkan Tuhan berarti doa itu baik. Asal dilandasi dengan niat yang bener-bener baik, Bunda. Gitu...!"
"Selain untuk adikmu, apa pernah kamu mendoakan orang lain dengan 'doa yang keras', dan dikabulkan Tuhan?"
"Pernah Bun! Setahun yang lalu, pada kontestasi Pilkada. Aku mendoakan seorang kandidat walikota agar tak terpilih. Alasanku, karena dia adalah mantan napi korupsi."
***
Seminggu kemudian beredar kabar yang mengagetkan dan mengecewakan Ita Wulandari. Kenapa? Karena  pria setengah abad yang mendekatinya itu, ternyata sudah punya seorang istri dan tiga orang anak. Mau tidak mau, Ita harus putuskan hubungan itu. Padahal ia sudah terlanjur mengaguminya.
Namun bagi Irma dan ibunya, berita itu amat melegakannya. Sebab keinginannya untuk "menyelamatkan" Ita telah tercapai. Artinya, doa Irma kembali diluluskan Tuhan.
***
Sebulan Berikutnya
Minggu pagi hari ini, Irma bangun kesiangan.  Karena sudah terlambat jauh dan demi efisiensi, ia sengaja tidak mengikuti kebaktian di gerejanya. Melainkan  di gereja lain yang berada  di dekat rumahnya.
Ketika si pengkhotbah mulai berjalan menuju mimbarnya, tiba-tiba mata Irma melotot menatapnya. Hatinya sontak bergejolak hebat. Ia kaget bukan alang kepalang. Kenapa? Â Sebab si pengkhotbah tersebut ternyata adalah Boby Setiandy.