Mohon tunggu...
Bam M Wibisono
Bam M Wibisono Mohon Tunggu... Penulis - Saya hanya pingin sesekali menuliskan pengalaman saja..

Pelaku Media

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Asa Itu dari Sini...

23 Juni 2021   13:44 Diperbarui: 23 Juni 2021   13:54 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Asa itu dari sini...

" Turuun... turuun.. " bentakan itu disertai gedoran dipintu depan mobil fortuner..

Mobil itu menghentikan lajunya dan parkir diujung jembatan - Tampak ada sekitar delapan orang berbadan gede gede dengan muka sangar.. mereka memakai surban dan ada  yg memakai gamis.. kelihatannya leadernya..

" Gimana ini mas.. " willy kelihatan cemas melihat mereka.

" tenang aja.. kalian didalam -- saya aja yg turun.. tono mesin jangan dimatiin..."

" Baik Mas.. hati hati..." Jawab mereka.


Setelah mempersiapkan diri dan meletakkan camera di jok -- yang dipanggil mas itu keluar dari mobil dari pintu tengah sebelah kiri.. bergegas orang yg menghadang itu berkerumun memutarinya..

" Assallammuallaikum semuanya... " sambil mengatupkan keduatangannya memberikan salam untuk semua yg ada disitu...

" Waallaikumsallam... " jawab mereka..

" kalian dari mana.. apa Tujuan kalian datang kemari..? " tanya bapak bergamis umur sekitar 50an tahun itu..

" oohh.. saya dari Jakarta pak.. saya kemari hanya sekedar ingin tahu perkembangan dari pembangunan waduk disini.." jawabnya dengan sabar dan tenang

" kalau boleh tahu.. bapak bapak ini dari mana ya? " lanjutnya

" kami mewakili dari masyarakat genangan disini.. itu aja yg kamu perlu tahu.." jawabnya sinis..

" baik pak.. trus maksudnya saya dihentikan... ada apa ya Pak? "

" Saya ingatkan.. kalian orang luar.. tidak perlu turut campur tangan dalam urusan ganti rugi tanah disini.. kalian tidak perlu mempengaruhi warga dan kuwu.. " masih dengan nada tinggi dan berkacak pinggang -- layaknya jagoan dalam film film itu..

" yaa...yaa... saya paham maksud bapak bapak sekalian.. boleh saya cerita sedikit ya Pak... " sejenak memandang kesekitar dan focus ke bapak bergamis itu..

" saya dan teman teman ini.. dimintai tolong untuk mendokumentasikan proses pembangunan waduk ini.. mulai dari persiapan teknis hingga permasalahan social yang muncul.. tujuannya dari dokumentasi ini akan menjadi bahan kajian bila nanti pemerintah mau membangun waduk lagi dan ditayangkan di TV  untuk informasi ke public terkait Tujuan dan fungsinya sebuah waduk..." jawab mas-nya ini sambil senyum ramahnya..

" kalau hanya ambil gambar kenapa mendatangi warga dan para kuwu disini..? kalian ini disuruh membungkam mereka dan kami kami ini kan? Supaya menerima ganti rugi kan? Kalian jangan bohongi kami.. kami tidak segan segan melakukan kekerasan kalau tidak mau menuruti tuntutan kami..." dengan nada yg masih tinggi bapak bergamis itu sambil menunjuk nunjuk kearah mas-nya..

" betuull..betuulll... singkirkan musuh kita.." kata kata itu muncul dari arah belakang

" Maaf sebelumnya njih bapak bapak.. saya ijin merokok supaya kita bisa lebih tenang lagi.. (mas-nya mengeluarkan dunhill merah dan korek zippo nya).. Monggo bapak bapak kalau ada yang mau merokok silahkan...  ( menyalakan rokoknya menarik nafas dan diam sejenak.. kebiasaan merokok mas-nya ini memang untuk mengurangi ketegangan dan emosinya ).. Bapak bapak semua.. seperti yang bapak lihat.. kami ini dari TV.. tentunya tidak gegabah melakukan tindakan seperti yg bapak tuduhkan.. mau intervensi ke warga soal harga.. tidak.. saya datang tidak untuk itu.. kalau kami datang ke warga.. itu sekedar ingin tahu kebenaran yang ada disini.. dan kami menggali informasi itu dari berbagai fihak.. termasuk ke bapak bapak sekalian.. kalau ada informasi terkait ganti rugi.. monggo kita berbagi informasi.. supaya apa yang akan saya sampaikan ke public nantinya tidak salah.. dan saya juga berjanji ke warga untuk menjembatani kebekuan komunikasi antara warga dan pemangku kebijakan itu Pak Dirjen di Jakarta.. itu yang diinginkan para kuwu untuk bertemu Pak Dirjen.. tapi kan tidak mudah ketemu beliau.. harus jelas dulu.. apa yang akan disampaikan aspirasi warganya.. selama tujuannya jelas dan untuk kebaikan Bersama.. saya yakin Beliau di Jakarta pasti berkenan dialog.. asal warga tidak arogan dan tidak anarkis.. dengan duduk Bersama kita pasti bisa memecahkan masalah.. " urai masnya tentang Tujuan dan tugasnya...

Diam diam willy mengambil gambar merekam kejadian ini dari mobil..

" waduuhh.. kayaknya memanas ini will " kata pak tono dibelakang kemudi

" tenang aja.. si boss udah biasa ngadepi yg begini.. udah kerjaan dia.. jangankan delapan orang -- ditodong ak 47 di aceh aja pernah si boss.. ya akhirnya malah merokok Bersama.." mereka senyum senyum..

" apa jaminan kami kalau anda berpihak kepada kami ? " tanya bapak yg disebelah bergamis itu mulai mereda kegarangannya..

" Maaf sebelumnya ya bapak bapak.. saya tidak akan memihak siapapun.. saya berdiri ditengah utuk menyampaikan kebenaran dilapangan.. tapiii... untuk menuju kekebenaran itu ada banyak proses.. mulai mencari nara sumber yg kredibel.. data yang akurat.. dan warga terdampak.. termasuk ketemu bapak bapak disini.. ini sebuah proses, bentuk ketidak puasan warga atas ganti rugi.. tolong bapak bapak bantu kami.. beri kami waktu untuk menggali data dan saya akan melaporkan kepada pejabat terkait.. " penjelasan mas-nya ini cukup dipahami mereka.. tampak dari raut muka yang tidak segarang tadi..

" Baik.. saya paham dan mengerti apa yang kalian lakukan disini.. kami minta yang kamu sampaikan ini benar.. dan kami akan menunggu hasilnya.. usahakan kami ini bisa audensi dengan kementerian.. supaya tidak ada yg dicurangi dalam ganti rugi lahan warga ini.. " kata pria bergamis ini dengan tempo rendah diikuti pengikutnya yg manggut manggut mendukung pendapat pimpinannya itu..

" Pak.. boleh saya minta sebatang rokoknya.." pinta pria gempal bersarung dilehernya itu..

" Monggo monggo pak.. kita santai aja.. sayangnya bapak nyegat saya dijembatan sih.. coba kalau saya dicegatnya direstoran.. udah pasti saya minta ditraktir Pak Haji sekalian... " kata mas-nya yg menyebut pria bergamis itu dengan Pak Haji..

Mereka tertawa terbahak Bersama... mereka mulai mencair suasananya.. dan ada beberapa bapak lagi yg ikutan mengambil rokok..

" Mas Wartawan ini bisa aja.. ngga kebalik tuuh.. mestinya mas yang traktir kami kami ini.." seloroh pria disamping Pak Haji..

" boleh.. kapan kapan kita bisa ngobrol di warung sambil ngopi.. dan sharing kan kita bisa lebih akrab.. bukan begitu Pak Haji..? " kata Mas-nya.. Pak Haji mengangguk angguk dan senyum -- memperlihatkan kearifannya menyikapi perubahan situasi ini...

" iya nanti kita bisa silaturahmi kalau ada informasi baru dan saya sampaikan ke anda.. anda dari jawa ya..? "

" njih Pak Haji.. saya dari Solo dan dua temen saya dari Jakarta dan bogor.."

" sudah saya duga.. anda tidak kelihatan grogi dan tenang menghadapi kami.. " seloroh Pak Haji..

" Pak Haji.. kami sudah terbiasa dengan miss komunikasi.. kami harus bisa menempatkan diri dimanapun kami berada.. saya berprinsip semua orang itu teman supaya saya selalu menghormati dan menghargai teman tadi.. "

" Baiklah... semua sudah jelas.. kami minta maaf kalau telah mengganggu perjalanan kalian.. ini sudah mau Maghrib.. silahkan melanjutkan perjalanan.. jangan segan tegur sapa kekami kalau ketemu.. oh iya.. tidur dimana kalian.. masih lama kah disini,,? Tanya Pak Haji..

" Allhamdulillah.. Terima kasih Pak Haji dan bapak bapak sekalian.. akhirnya silaturahmi kita ini barokah.. saya tidur di mess proyek Pak Haji, masih beberapa hari lagi disini.. kami masih mengagendakan ketemu para kuwu ( lurah untuk daerah Sumedang) Insya Allah nanti saya bisa sowan kerumah Pak Haji njih.."

" Pintu terbuka untuk kalian.. silahkan.. " jawab Pak Haji

Mas-nya bersalaman takzim dengan Pak Haji dan mengatupkan tangannya kesemua bapak bapak yg ada disekitarnya untuk mohon diri.. ketika mau masuk mobil.. tak diduga bapak yg gempal berkalung sarug dan terselip golok dipinggangnya itu membukakan pintu dan tersenyum.. mas-nya naik dan duduk, jendela diturunkan..

" Pak.. bawa golok mau potong kambing dimana tadi.." tanya masnya dari mobil..

" aahh.. Mas ini bisa aja ngledek.. dari merumput mas.." jawab bapaknya ditengah suara tawa teman temannya...

" Pak Haji.. saya pamit dulu.. monggo bapak bapak.. saya duluan.. Assallamuallaikum.. " pamit mas-nya dari dalam..

Bapak bapak yang tadinya didepan mobil fortuner hitam itu minggir dan memberi jalan mobil untuk melanjutkan perjalanannya...

" tuuhh.. apa kubilang pak tono.. bener kan.. tenang aja kalau kita dicegat lagi ga usah takut, si boss bisa mengatasi.. dia itu punya ajian mega sirep kalananda.. " ucap willy disamping pak tono..

" saya ngeri aja will lihat yg didepan udah keluarin golok.."

" kalau ada api.. jangan ikutan menjadi api.. jadilah air atau abu yg bisa melumpuhkan api itu" kata mas-nya dari kursi kedua..

" iya mas.. saya sih sudah yakin kalau mas bisa menetralisir mereka.." jawab willy

Mas-nya mengambil hp nya -- dan merecall nama Pak Erfan.. Pak Erfan ini Profesional yang ditunjuk Dirjen untuk membantu mengatasi permasalahan social didaerah waduk Sumedang. Dan selama ini mereka berdua berkolaborasi data dan informasi perkembangan situasi lokasi untuk mengurai permasalahan dan kebuntuan komunikasi kedua belah pihak.

" Assallammuallaikum Mas Erfan.. Posisi lagi dimana..? ohh..

Mas.. tadi saya sudah ketemu pak kuwu didin.. dan beberapa warga yang saya temui dilokasi.."

" trus hasilnya gimana Mas..? Pak Didin gimana planningnya? " tanya Pak Erfan dari seberang

" basicly Pak Didin bisa menerima kebijakan pemerintah.. Cuma saat ini kan lagi panas panasnya di lokasi menjelang pembayaran kedua ini mas.. jadi Pak Kuwu lebih banyak menampung aspirasi warga dulu daripada menyampaikan usulan pemerintah ditengah kegalauan warganya.. untuk menghindari konflik kuwu dengan warganya.." jawab Masnya..

" iyaa..iyaa.. langkah yang bagus pak kuwu.. trus dapat info apalagi tadi mas..? " Tanya Pak Erfan..

" Dalam perjalanan pulang tadi baru aja.. mobil kita dicegat delapan orang.. ada Pak Haji leadernya.. ya yang pernah diceritain Pak Kuwu dulu mas.. suruh hati hati kalau ketemu Pak Haji dan kelompoknya.. mereka itu yg menentang kebijakan pemerintah.."

" waahh.. trus.. mas gimana.."

" Panjang ceritanya mas.. ending-nya kita bisa menjelaskan Tujuan kita datang kelokasi dengan Tujuan baik.. bahkan Pak Haji mengundang kita untuk silaturahmi mencari solusi " jawab Mas-nya

" Syukurlah kalau Mas bisa mengatasinya.. bahkan bisa diterima mereka.. infonya.. mereka itu juga ketua ormas besar untuk wilayah sumedang lho mas.. jadi hati hati kalau ngobrol dengan mereka.. " pesan Pak Erfan..

" Siaapp.. tenang aja Mas Erfan... kata willy saya itu punya ajian sirep kalananda Mas.. jadi bisa cari solusi tanpa masalah... ha..ha... " mereka tertawa semua yg ada di mobil itu..

" lho ini belum di mess to Mas? Koq ada suara rame rame.. " tanya Pak Erfan

" belum Mas.. masih otw menuju mess... segini dulu ya Mas Erfan.. saya ngantuk mau liep liep sejenak masih jauh ini.." kata Mas-nya

" Iyaa Mas.. silahkan.. terima kasih informasinya.. kalau boleh tolong ditulis diemail ya mas, biar ga lupa saya.. " Pinta Pak Erfan..

" Siap Mas.. Assallammuallaikum.." Masnya Pamit ke Pak Erfan..

Masnya menutup hp nya dan mengecharge hp nya dari power bank disebelahnya.. diambilnya bantal dari belakang dan mengatur jok nya rebahan untuk istirahat..

" Mas.. kita mau makan dimana ? " tanya tono drivernya..

" terserah kamu aja.. kamu kan suka warung sunda langganan yg ada mbak mbaknya itu,,"

" ha..ha.. udah bisa ketebak pak tono.. apa maunya kamu.." gurau willy..

" aah itu bisa bisanya boss aja will.. kita kan biasa ramah dengan sesama too.." elak tono

" udah.. ntar eluu disono aja.. aku yg bawa pulang mobilnya.. "

" Enak aja.. kasihan mbak kunti yg di mess kalau aku ga pulang..." balas tono..

" eehh iyaa lhoo.. semalem aku ngeri banget tuh.. jam 2 pagi dengar orang nangis diluar pintu.. dicari ga ada lagi.. emang itu mbak kunti ya Nok.." tanya willy

" ya iyaalaah.. suaranya aja jelas ceweq.. coba kalau semalem kamu ikutan keluar rumah.. udah pasti tuh mbak kunti ikutan kekamarmu will.." gurau tono.. karena tono tahu willy ini penakut banget..

" ehh.. pak tono.. jangan gitu laahh.. aku benar benar takut tuh semalem.. aku kan trus pindah tidur didepan tv sama si Ade dan sigit.." elak willy..

" ini sigit sama ade sudah pulang belum ya.. mereka ambil stock shoot di dam ini.. semoga aja dia udah duluan masuk rumah.."

" udah pulang mereka.. tadi wa aku.."

" syukurlah..."

" udaah.. ga usah ngomongin mbak kunti.. ntar willy ga berani ke kamar mandi ngompol.. udaranya dingin banget ini.. " kata si boss yg dari tadi nyimak obrolan mereka sambil memejamkan matanya..

" mas boss belum tidur ya.. " tanya willy

" jangan lihat lihat kanan kiri.. ini kita ditengah hutan.. ada mbak kunti dimana mana.." kata Mas-nya..

" mas ini.. udah takut malah ditambahi nakut nakutin.." jawab willy.

Jalan masih Panjang.. ini sepenggal kisah menuju kearifan -- arif dalam mensikapi permasalahan.. permasalahan nasional yg berdampak pada warganya.. waduk itu juga sangat penting untuk sumber energi listrik.. irigasi.. dan pengendalian banjir didaerah sekitar waduk. Warga terdampak juga tidak semudah itu melepaskan tanah kelahirannya.. banyak kenangan dan perjalanan hidupnya terukir disini.. dan mereka dipaksa untuk menutup kesaksian perjalanan hidup mereka untuk pindah ke pemukiman relokasi yang baru -- yang aman dari genangan air waduk.. warga harus memulai dari awal dengan mata pencaharian yg baru -- karena lahan pertanian mereka terendam air waduk.. pengorbanan mereka harus ditebus dengan layak oleh pemerintah itulah masukan kami.. mereka harus disiapkan lahan mata pecaharian yang baru.. keberadaan waduk harus menjadi nilai lebih untuk warga terdampak.. mereka harus dilatih untuk beternak ikan dengan karamba.. sabuk hijau bisa dimanfaatkan warga untuk menanam tanaman produktif yang menghasilkan.. ini juga untuk mengurangi sedimentasi waduk.. membentuk desa desa relokasi menjadi desa Tujuan wisata.. menyiapkan warga untuk menjadi tuan rumah wisatawan yg ramah.. banyak pe-er yg harus disiapkan pemerintah pasca penutupan waduk setelah elevasi air mencapai 70 meter..

Disepanjang perjalanan itulah yg terpikir dibenak mas-nya.. dan sudah siap dalam otaknya untuk dituangkan dalam tulisan dan disampaikan ke Mas Erfan -- karena beliau lah yg lebih pas menyampaikan masukan itu Pak Dirjen.. dinginnya malam itu mengantar mata menuju lelap sejenak sampai di warung sunda langganan pak tono... dan rehat dulu....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun