Repleksi kontemplasi atau pembatinan  telah dioperasionalkan dalam penelitian ini sebagai proses berpikir yang terjadi dalam menjawab pertanyaan reflektif. Penerapan taksonomi Bloom dilakukan dalam dua langkah.
Pertama, deskripsi level Bloom telah diterapkan pada tujuan pendidikan "Peserta Didik  harus dapat menjawab pertanyaan tentang topik tertentu" dan perilaku Peserta Didik  "menjawab pertanyaan-pertanyaan itu".
Sebagai pertanyaan para Peserta Didik  sendiri, setelah tugas atau komunikasi disampaikan kepada mereka, taksonomi dapat dilihat sebagai berikut. Kata-kata "apa" dan "itu" merujuk pada konten. Antara kurung proses mental hipotetis terlibat. Garis-garis harus dibaca dalam arti kumulatif, yaitu garis yang mencakup garis sebelumnya.
2. Apa lagi: Â Apa yang lebih dari komunikasi: Â Apa yang bisa saya tambahkan: Â (curah pendapat) Pemahaman
3. Di mana: Â Di manakah itu cocok dengan konteksnya: Â Di mana saya menerapkannya tanpa diminta: Â (pemfokusan) Aplikasi
4. Bagaimana caranya: Â Elemen apa yang bisa ditemukan: Â Bagaimana saya bisa menerapkannya di sini: Â (mencari) Analisis
5. Menuju apa: Â Apa yang harus dibuat: Â Apa yang harus saya bangun: Â (merancang) Sintesis
6. Seberapa baik: Â Apakah ada nilainya: Â Seberapa baik, bermanfaat, dll. (membandingkan) Evaluasi
Contoh klasifikasi pertanyaan ini menurut taksonomi Bloom diberikan oleh Riegle (1976). Harus ditekankan  seluruh taksonomi pertanyaan ini terletak pada level dua taksonomi repleksi kontemplasi atau pembatinan  sekarang (lihat bagian 4.2).
Secly dly, kerangka kerja ini telah diterapkan pada pertanyaan reflektif,  yaitu pertanyaan yang diterapkan dan difokuskan pada proses berpikir. Keempat jenis repleksi kontemplasi atau pembatinan  yang telah disebutkan dimasukkan ke dalam taksonomi Bloom (level 3 hingga 6), deskripsi mereka disesuaikan, dan tipe repleksi kontemplasi atau pembatinan  yang hilang (level 1 dan 2) ditambahkan untuk menghasilkan hierarki reflektif yang konsisten dan terintegrasi. pertanyaan.