Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Akuntansi Pendekatan Agency Theory

10 September 2018   12:27 Diperbarui: 10 September 2018   12:33 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat Akuntansi Pendekatan Agency Theory (3)

Sebaliknya perusahaan skala kecil  sering memilih metode akuntansi yang memberikan pelaporan laba yang lebih besar  dengan harapan akan mendapat tambahan pinjaman dari pihak investor. 

Perusahaan skala besar pada kondisi tertentu  cenderung memilih metode akuntansi yang menurunkan pelaporan laba  atau  berbasis political cost hypothesis. Alasan rasionalnya perusahaan besar bila melaporkan laba kecil dapat melakukan penghematan seperti kecilnya pajak dibayar, tuntutan kenaikan gaji karyawan dan kemungkinan kecilnya tuntutan masyarakat untuk  biaya pemeliharan lingkungan. 

Penelitian ini didukung oleh Trombley (1989:530), Watts, Zimmerman (1978); Pourjalali (1992); Skinner, Shivdasani (1993); Kang, Shivdasani (1993); Bowen, et al. (1995); Pourjalali (1992); Bowen et al. (1995); Kang (1997); Baber (1996); Murphy, Zimmerman (1993); Lemke, Page (1992);  Han, Wang (1998); Na'im, Hartono (1998);  Assih, Gudono (2000); Salno, Baridwan (2000); Jatiningrum (2000),  simpulan umum secara keseluruhan penelitian mereka adalah hipotesis skala perusahaan akan mempengaruhi perusahaan dalam menyusun laporan  keuangannya. 

Skala perusahaan dapat diukur dengan menggunakan indikator total penjualan perusahaan, total aktiva  atau jumlah karyawan tetap dan honorer yang bekerja diperusahaan.

Penelitian menyangkut pemberian bonus kepada manajer atau kompensasi manajemen paling banyak diteliti dikaitkan dengan kecenderungan manajemen melakukan pelaporan laba yang dinaikkan dengan harapan akan mendapatkan bonus yang dikontrakkan sebelumnya. Semakin tinggi laba yang dilaporkan, semakin besar peluang manajer mendapat imbalan tersebut. 

Bila posisi perusahaan tidak dapat menghindari terjadinya penurunan laba, biasanya manajemen akan berusaha menurunkan pelaporan laba sekecil mungkin dengan asumsi pada tahun mendatang laba akan meningkat. Cara  ini  merupakan  strategi manajemen untuk mendapatkan bonus.

Pemberian bonus kepada pimpinan perusahaan atau  bonus compensation plan akan mempengaruhi nilai peralaporan laba. Dalam teori akuntansi  disebut bonus plan hypothesis. 

Konsep teori akuntansi ini didasari, (a) bonus compensation plan berkaitan dengan  kepentingan manajemen  yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan, (b) dalam laporan keuangan yang menyajikan informasi  mengenai hasil kinerja perusahaan digunakan sebagai dasar  penentuan kompensasi manajemen, sedangkan manajemen mempunyai peran dalam proses penyusunan laporan keuangan; (c) kebijakan bonus compensation plan umumnya dilakukan mengurangi konflik kepentingan investor dan manajemen. 

Besar kecilnya bonus didasarkan pada target kinerja perusahaan yang dinyatakan  dalam angka laba akuntansi. Akibatnya  semakin tinggi nilai bonus yang diberikan terhadap laba makin besar keinginan manajer untuk menaikkan  pelaporan laba.

Penelitian ini pernah dilakukan oleh Watts, Zimmerman (1978); Healy (1985); Park (1991); Sloan (1993); Skinner, Shivdasani (1993); Gaver, et al. (1995); Skinner, Shivdasani (1993); Baber, et al. (1996); Skinner (1992); Lemke, Page (1992); Holthausen, et al. (1995); Bowen, et al. (1995); Bushman et al, (1995); Chen, Lee (1995); Sloan (1993);  Guidry, et al. (1999), simpulan mereka secara umum adalah kebijakan bonus compensation plan akan mempengaruhi perusahaan dalam menyusun laporan  keuangannya dalam menaikkan  pelaporan laba, menurunkan pelaporan laba sesuai asumsi masing-masing.

Perusahaan  yang sedang menghadapi kesulitan hutang (leverage) cenderung untuk memilih metode akuntansi yang menaikkan  pelaporan laba (berbasis debt-equity hypothesis). Alasannya kreditor akan hati-hati dalam memberikan pinjaman kepada debitur, jika kinerja laba yang diperoleh kecil  atau bahkan rugi.  Salah satu indikator penting dalam penentuan kredit tersebut adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun