Mohon tunggu...
gurujiwa NUSANTARA
gurujiwa NUSANTARA Mohon Tunggu... Konsultan - pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jangan Nilai Makam Keramat dari Botolnya! (Mistis Nyata Nusantara)

31 Oktober 2021   11:31 Diperbarui: 31 Oktober 2021   14:29 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan meremehkan artefak masa lalu,  pesan dalam botol (sumber: ArabNews.com)

Saat sampai di Keramat Botol, di Pulau Sedanau,  Natuna, kami sudah diwanti-wanti agar tidak bicara sembarangan. Bersikap sopan dan menjaga etika selama berjalan-jalan. Disana,  kami menikmati keindahan pulau kecil dan keramahan warganya yang terbuka. Menyenangkan.

Tiba waktunya, kami berziarah ke makam leleuhur, orang sakti disitu. Tentu saya berharap akan menemui makam besar indah dan berkarisma kuat. Begitu sampai di makam beliau, hati ini kecewa berat. Kenapa ?.

Makam itu hanya makam tanah biasa dengan kayu nisan tua lapuknya. Ditambah botol-botol kosong ditancapkan terbalik mengelilingi nisannya. Mirip makam " dewa mabuk", pikir penulis .  Lalu apa yang bisa dimintakan dari tokoh pemabuk seperti ini,  didoakan saja tak pantas, keluh batin dalam ini. Tapi banyak yang berziarah takzim disana.

Tibalah waktu pulang, saat mampir di warung minum sebelum naik boat, ada botol. Kosong, nganggur di meja. Terpikir bisa dijadikan sarana bikin pesan dalam botol.seperti di film romantis. Sambil pamit pulang,  botol itu  saya sambar saja,  tanpa ijin yang punya warung.

Di kapal cepat penulis sibuk membuat puisi buat kekasih hati yang telah  tega meninggalkan. Selesai, tulisan di kertas itu,  saya masukkan ke dalam botol. Wah,  elok juga ini, saya menemukan keseruan dalam perjalanan kapal mesin yang panjang tapi mengasyikkan itu.

Saat sibuk mencari sumbat botol, agar kertasnya tak terendam air. Seorang bapak bertanya,"  Botol darimana Mas?." sambil memandangi botol yang ada dalam genggaman ini.

"Dari keramat botol Pak?!. " jawab penulis sekenanya , bercanda. Terihat ekpresi wajah Bapak yang menyapa berubah. Dari hitam Sangar, Jadi Putih pias, ketakutan. Dalam batn saya menertawakan teman seperjalanan itu, masak sebegitu  takut sama pemabuk dari masa lalu.

Begitulah,  laut pun terlampaui, angin semilirnya khas,  menyegarkan benak yang suntuk. Sampai di dermaga seberang,  saya tersentak, botol berisi puisi untuk yang tersayang,  hilang begitu saja dari genggaman kedua tangan ini. Padahal saya yakin benar, benda itu terpegang erat-erat. Niatnya melempar di tengah laut pun,  gagal total tadi.

Saya penasaran, mencari botol yang hilang itu, di bangku sebelah,  dibawah bangku duduk. Posisi duduk penulis di tengah karena penumpang penuh.  Saya berkeliling di boat yang berkapasitas 15 penumpang, tapi botol tadi benar -benar hilang.  Raib dari kedua tangan ini,  yang memegangnya kuat sejak berangkat dari dermaga sana.

Ah, jangan-jangan botol saya kembali secaraa gaib ke Keramat Botol sendiri. Rupayanya,  saya telah salah bicara, juga memandang rendah kekuatan dari masa lalu dari "dewa mabuk" di keramat botol tadi.

Dalam benak terdalam Penulis meminta maaf dan menunduk hormat pada mukijizat kecil enerji supernatural Nusantara yang baru saja dipertunjukkan semesta pada penulis. 

Jangan memandang sejarah orang besar di masa lalu  dari keadaan makamnya sekarang. Hormati sepenuh hati!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun