Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pakistan Menghadapi Ancaman Nyata dari Perubahan Iklim

7 Maret 2024   08:06 Diperbarui: 7 Maret 2024   08:10 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah kota tenggelam dalam banjir di Pakistan. | Sumber: Twitter/@anis_uji/Azer News

Oleh Veeramalla Anjaiah

Pakistan menderita akibat dampak besar perubahan iklim, seperti perubahan pola cuaca dan bencana banjir.

Pada tahun 2022, Pakistan mengalami banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut saluran berita Al Jazeera, lebih dari 33 juta orang terkena dampak langsung, dan 20,6 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan segera. Lebih dari 1.700 orang tewas akibat banjir tersebut. Konsekuensinya sangat buruk --- hampir 8 juta orang mengungsi dan setidaknya 2 juta rumah hancur. Meski air sudah surut, setahun kemudian, bekas bencana masih terasa segar.

Setidaknya 1,5 juta orang masih mengungsi. Kebutuhan dasar, seperti makanan dan tempat tinggal, masih berada di luar jangkauan sebagian besar penduduk yang terkena dampak banjir, dan lebih dari 40 persen dari mereka bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

Menurut surat kabar Asian Lite, Pakistan berada pada momen penting, menghadapi krisis eksistensial yang melampaui kekhawatiran keamanan konvensional.

"Ancaman perubahan iklim yang beragam merupakan ancaman besar terhadap stabilitas negara, kemakmuran ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Eksplorasi ini menggali keterkaitan yang rumit antara perubahan iklim dan tantangan-tantangan eksistensial di Pakistan, menggarisbawahi pentingnya intervensi strategis," tulis Dr. Sakariya Kareem, seorang analis asal Pakistan, dalam sebuah artikel di Asian Lite baru-baru ini.

Pakistan kini menghadapi dampak buruk perubahan iklim dan krisis air yang akan segera terjadi. Laporan yang diterbitkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB pada bulan Agustus 2021 berfokus pada sifat pemanasan global yang tidak dapat diubah dan musim panas yang menghancurkan yang ditandai dengan kebakaran hutan, kerusakan lahan pertanian yang luas dan gelombang panas.

Salah satu aspek penting adalah hubungan antara perubahan iklim dan kelangkaan air, yang terkait erat dengan ekonomi agraris Pakistan yang sangat bergantung pada Sungai Indus. Dampak yang semakin besar, seperti pola curah hujan yang tidak menentu dan pencairan gletser, telah menyebabkan kelangkaan air, sehingga berdampak signifikan pada produktivitas pertanian.

Mencairnya gletser di Pakistan adalah bukti krisis iklim, karena negara ini sangat bergantung pada sungai yang mengalirkan gletser, khususnya Sungai Indus. Ancaman yang dihadapi Pakistan akibat mencairnya gletser di sistem Lembah Sungai Pakistan sudah jelas terlihat, dan inilah saatnya bagi pemerintah untuk mengambil tindakan proaktif dan memperkenalkan peraturan untuk mengatasi tantangan ini.

Meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem, mulai dari banjir hingga kekeringan, telah terlihat jelas di Pakistan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun