Bisa mengawetkan beras puluhan tahun dan hal-hal istimewa lain justru dengan proses yang bebas emisi enerji. Nol sama sekali, tanpa. Listrik, pendingin AC, tidak memakai bahan bakar fosil. Bukan main.
 Dion yang memuja kenyamanan dari laju tehnologi. Terhenyak, kagum dan kehabisan kata. Pelan tapi pasti , anak muda ini memahami konsep Net Zero Emissions alias bersih nol emisi yang pernah dipelajari , semua ada disini, dilakukan sebagai laku keseharian yang luhur dan cerdas. Walau terlihat kampungan tapi amat canggih menyembuhkan bumi yang mulai demam,  efek gas rumah kaca.
Disini setiap suap nasi merah hangat yang dia suap dengan tangannya, terasa begitu pulen nikmat dan berarti. Bayangkan semua yang tersaji di piringnya, adalah hasil. Kerja keras panen bersama, satu dekade lalu.
Hmmm.
***
Ketika Ayahnya menjemput pulang, tepat empat minggu kemudian. Justru Dion memutuskan untuk tinggal lebih lama di kampung Baduy, dia ingin lebih banyak belajar kedalaman kebijakan lehluhur  pendahulu. Soal perlakuan hormat pada makanan, hutan larangan, hutan tutupan. Penghormatan pada alam.
 Dalam batin, ia berterima kasih pada kultur budaya Baduy yang menyelamatkan arah hidupnya. Sebagai rasa terima kasih, ia akan ikut membangun, melindungi menyelamatkan kampung unik yang amat maju peradaban berfikir dan ada perilaku hidup berwawasan keberlanjutannya.
Di Baduy Dion bisa belajar menyelamatkan bumi hijau, biru, bersih yang lebih baik bagi generasi berikutnya, renung Dion dalam-dalam.Semoga, ia bisa diberi kesempatan ikut melestarikan cara hidup yang amat keren dan berwawasan lingkungan maju di surga dunia yang tersisa ini.