Mohon tunggu...
Azi MiftahRizqi
Azi MiftahRizqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Edukasi

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Sebagai Ilmu dan Seni

8 Desember 2021   13:14 Diperbarui: 8 Desember 2021   13:29 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan seni dapat digunakan sebagai sarana bermain siswa seperti yang sudah diulas sebelumnya,  jika ditinjau dari perspektif anak, upaya pendidikan seni sebagai media bermain sangat cocok untuk melepaskan ketegangan yang dirasakan ketika mereka mengikuti pelajaran yang membutuhkan daya pikir dan konsentrasi yang tinggi. 

Menurut peserta didik pendidikan seni dapat dikatakan sebagai pendidikan yang rekreatif artinya bentuk pendidikan yang dapat menghibur atau menyenangkan hatinya. 

Oleh sebab itu setiap guru seharusnya dapat menciptakan aktivitas bermain dalam setiap pembelajarannya baik melalui pola-pola permaianan yang sudah ada maupun pola permainan yang dikembangkan sendiri.

Jika melihat kasuistik pembelajaran seni budaya di lapangan maka seni budaya menjadi salah satu pelajaran yang kondisional. Hal tersebut mengingat banyaknya masalah dalam proses belajar mengajarnya. 

Mata pelajaran seni tidak diajarkan oleh guru dengan latar belakang pendidikan kesenian, keterbatasan kemampuan guru seni budaya yang hanya memiliki kompetensi satu bidang seni sementara bakat seni peserta ddik beragam, keterbatasan sekolah dengan tidak adanya guru yang berkompeten seni atau berbakat seni, keterbatasan sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai, atau keterbatasan kemampuan peserta didik dari segi kemampuan ekonomi.

Melihat permasalahan di atas maka banyak hal bisa dilakukan untuk memecahkan keterbatasan -keterbatasan tersebut dan mengubahnya menjadi kekuatan dan peluang. Tidak maksimal bukan berarti tidak kreatif. Seorang guru seni apapun latar belakangnya, harus kreatif menghadapai setiap tantangan dan hambatan menjadi peluang.


Bagi guru kesenian yang tidak memiliki latar belakang pendidikan seni maka ia bisa berperan aktif di lingkungan MGMP mata pelajaran Seni Budaya. Karena biasanya MGMP memilki program yang bentuknya peningkatan kemampuan, bisa juga dengan cara mengambil kursus-kursus pendek yang diselenggarakan oleh dinas terkait atau belajar secara mandiri di sanggar-sanggar seni yang ada. 

Jika masalah timbul diakibatkan kemampuan sekolah dalam memfasilitasi sarana dan prasarana maka seorang guru seni budaya harus kreatif dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk lebih mengeksplorasi daya kreasinya.  Contoh ada sekolah di daerah pinggiran berdekatan dengan sawah dan padang rumput. 

Melihat lingkungan seperti tersebut, banyak hal bisa dilakukan misalnya membuat gambar dengan model sawah maka bawalah siswa ke sawah untuk berkegiatan proses belajar mengajar.  Di sawah banyak bebek yang sedang bermain, ajaklah para siswa mengamati gerak-gerak bebek lalu sesampainya di sekolah, guru dan siswa eksplorasi bersama membuat tari bebek. 

Melihat rerumputan yang tumbuh subur di sekitar sekolah yang beraneka ragam, ajaklah para siswa untuk mengambil beberapa jenis rumput lalu lakukan kegiatan mengolah rumput tersebut bersama-sama, misalnya rumput  dikeringkan, diawetkan, lalu rumput tersebut bisa dijadikan media untuk membuat kerajinan. Bahkan jika dikemas dengan menarik, diberi pengharum, bisa dijual ke toko tertentu yang menyediakan pernak pernik kerajinan. Bisa juga berkarya dengan memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar tempat tinggal menjadi karya seni rupa yang artistik.

Ada sekolah yang terbatas karena tidak memiliki ruang yang memadai untuk kegiatan pentas atau pameran, maka banyak hal kreatif bisa dilakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun