Mohon tunggu...
Azi MiftahRizqi
Azi MiftahRizqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Edukasi

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Sebagai Ilmu dan Seni

8 Desember 2021   13:14 Diperbarui: 8 Desember 2021   13:29 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui pendidikan seni di sekolah akan terpenuhi keseimbangan rasional emosional dan motorik kinestetik.  Kegiatan tersebut bisa di eksplorasi melalui kegiatan berkarya dengan materi seni tari, seni musik, seni teater, seni rupa, seni multimedia, sastra atau seni-seni lainnya menyesuaikan kemampuan sekolah. 

Perkembangan kemampuan atau kecerdasan rasional emosional dan motorik kinestetik ini sungguh amat penting dalam dunia pendidikan anak dan pendidikan seni budaya mampu memenuhi kebutuhan itu. 

Jika diibaratkan otak manusia terdiri dari banyak rongga yang harusnya terisi, lalu ada satu rongga yang kosong, sebut saja rongga untuk kesenian, maka otak manusia menjadi tidak lengkap.

Lalu bagaimana pendidikan seni bisa menjadi media mencapai tujuan pendidikan? Hal  tersebut tentu bisa dimaknai jika pendidikan seni budaya sangat terbuka untuk digunakan konsepnya pada mata pelajaran yang lain. 

Seperti telah disebutkan di atas jika seni budaya bisa menjadi wadah atau bungkus, maka seni akan menjadi pilihan yang sangat signifikan untuk membungkus proses belajar mengajar mata pelajaran apapun sehingga menjadi  menarik.

Contoh kasus bagaimana mengajar matematika dengan menyanyi, mata pelajaran kimia dengan memanfaatkan gambar poster sebagai sarana untuk membuat rumus-rumus penting, belajar  bahasa Inggris dengan menyanyikan lagu-lagu barat lalu para siswa menerjemahkan  syairnya ke dalam bahasa Indonesia. 


Belajar fisika dengan projek multi media, pelajaran sejarah, geografi, PKN, sosiologi dengan dibungkus permainan drama atau film pendek. Pelajaran biologi dengan memanfaatkan konsep pameran untuk memajang hasil penelitiannya mendekorasi ruang pamer adalah pekerjaan kreatif yang telah biasa di asah dalam mata pelajaran kesenian. 

Atau dengan perencanaan yang matang bisa membuat projek akhir tahun secara bersama-sama menggabungkan berbagai mata pelajaran dalam satu momen yang digarap menarik dengan mengaplikasikan model pembelajaran integrative.

Guna mencapai sebuah pendekatan pendidikan melalui seni, model sejenis ini sejalan dengan proses  pembelajaran rekreatif. konsep ini bisa diaplikasikan dengan cara bermain. 

Pembelajaran diberikan secara menyenangkan dengan kegiatan yang bersifat rekreatif, menghibur dan ringan serta menyenangkan. Konsep ini sangat baik untuk pertumbuhan jiwa anak-anak. Kegiatan bermain sekaligus menjadi penyeimbang dan penyelaras untuk perkembangan fisik dan psikologis siswa. 

Perkembangan fisik ditandai dengan perubahan kecerdasan fungsi motorik, fungsi kinestetik, fungsi suara, dan lain-lain,  harus disalurkan dengan aktivitas yang tepat. Perkembangan psikologis yang berkaitan dengan kognitif, sosial, moral dan bakat  perlu sarana pengembangan yang tepat pula. Dan konsep yang paling strategis  yakni belajar sambil bermain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun