Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kota-kota yang Kehilangan Cahaya Bulan

18 Oktober 2019   22:03 Diperbarui: 18 Oktober 2019   22:09 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kapan engkau tak mengingat lagi, hari ini bulan berbentuk sabit, atau esok akan purnama. Kota-kota telah mengajarkan bagaimana caranya untuk melupakan kelembutan cahaya 

Kota-kota menyerbu kepala-kepala dengan pendar-pendar dari cahaya papan-papan iklan sepanjang ingatan, atau terpaku dengan gambar-gambar yang bergerak di kegelapan bioskop, atau godaan bertamu di beranda linimasa: Menulis entah apa, dan melihat gambar entah siapa 

Boleh kau tanya orangtuamu dulu, bulan purnama adalah cahaya alasan untuk bisa keluar rumah; berkumpul, bernyanyi, berlarian setelah pulang mengaji. Bisa juga menjadi saksi sapa dan pandang malu-malu terhadap kekasih pujaan hati

Perlahan, bulan hilang dari perbendaharaan permainan. Rumah-rumah penuh dengan televisi, juga disibukkan bagaimana meraih cita-cita yang disangkutkan terlalu tinggi 

Bulan diperbincangkan lagi jelang puasa Ramadhan, setelah itu ditinggal pergi untuk dilupakan lagi 

Sesekali bulan muncul menjadi latar pembuka film-film hantu, atau menjadi bagian larik-larik puisi dari penyair yang hatinya sedang pilu, karena puisinya tak menarik bagi seorang perempuan yang hatinya sedang ia tuju 

***

Cilegon, Oktober 2019 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun