Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dongeng Tiga Pedagang

30 Juni 2019   06:05 Diperbarui: 30 Juni 2019   06:09 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada jaman kini tersebutlah tiga pedagang. Bersaing beriringan untuk mendapatkan banyak uang. Mereka berdampingan dengan mata dagangan berlainan. Satu berjualan mainan, satunya lagi menjual hp, yang ketiga berdagang buah-buahan 

Mereka berinovasi agar banyak pembeli. Dari banting harga hingga iming-iming hadiah naik haji 

Kini ceritanya lain lagi. Mereka menulis kata-kata agar menarik mata. 

Pedagang mainan menulis: Mainan canggih buatan Cina. Negara lain tidak bisa membuatnya 

Pedagang hp menulis: Asli buatan Korea. Negara lain tidak bisa menirunya 

Pedagang buah-buahan diam saja, tak tahu harus menulis apa. Pedagang mainan dan pedagang hp tertawa sampai keluar air mata. 

Untunglah ia berteman dengan penyair gila yang puisinya selalu ditolak media. Berbisik ia beri saran kepada pedagang buah-buahan. Pedagang buah-buahan nyengir dengan ide penyair 

Esoknya ia menulis di sebuah kertas. Tentang ide penyair yang sangat bernas. Inilah dia:

Harga murah. Asli buatan Tuhan. Cina dan Korea tidak dapat membuatnya 

Pedagang mainan dan pedagang hp tak mampu bersuara. Kini giliran penghuni surga yang tertawa 

Demikianlah. Itu saja 

Cilegon, 2019 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun