Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Obrolan Ringan dengan Pedagang Rambutan

2 Maret 2024   20:29 Diperbarui: 2 Maret 2024   20:31 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini (2/3) dalam perjalan dari Pemalang, saya singgah di Rest Area 101. Usai dari toilet, saya lihat dua orang bapak menggelar rambutan di emperan sebuah warung makan.

Saya pun lantas menghampiri dan bertanya ringan tentang namanya. 

"Abdi, Asep," jawab salah seorang di antaranya.

Tadinya saya mau sambung dengan pertanyaan "Asep, kependekan dari Saefudin?". 

Namun saya tidak jadi mengajukan pertanyaan tersebut karena tiba-tiba saya ingat seorang teman yang kebetulan bernama Saefudin. 

Bukan takut menyinggung teman, tetapi hanya tidak enak saja kalau dia baca tulisan ini dan tiba-tiba mengirimkan pesan "Bro, titip rambutan dua ikat dong". 

Repot kan, karena dia tinggalnya jauh dari tempat saya tinggal. Kecuali dia mau datang ke rumah saya dan mengambilnya langsung.

Tidak jadi mengajukan pertanyaan soal nama panjang Mang Asep, akhirnya saya ganti dengan pertanyaan lain.

"Mang Asep, rambutan ini hasil dari kebun sendiri?," tanya saya sambil menunjuk rambutan di depannya.

"Bukan pak, saya beli dari pengepul di kampung saya. Saya hanya naikin sedikit harganya biar ada untungnya," ujar Mang Asep.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun