Mohon tunggu...
Kunto Wibowo
Kunto Wibowo Mohon Tunggu... Belajar Jadi Analis

Belajar membaca, belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Organisasi dan Leadership di Era Digital

25 November 2024   12:00 Diperbarui: 25 November 2024   12:04 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan teknologi dan internet yang sangat pesat dalam beberapa dekade belakangan ini mempercepat proses digitalisasi dalam berbagai aspek seperti, pendidikan, kesehatan, bisnis, pertanian, pemerintahan bahkan hampir menyentuh semua aspek kehidupan. Era digital, begitulah sebutan yang semakin akrab di telinga kita untuk mendeskripsikan posisi zaman dimana kita hidup saat ini. Dampak pandemi covid-19 telah mendorong percepatan transformasi digital, dimana arus digitalisasi telah masuk pada seluruh sektor kehidupan karena adanya tuntutan beradaptasi dengan gaya hidup baru yang menyesuaikan dengan pandemi. Oleh karena itu, saat ini digital skill dan knowledge mutlak dibutuhkan bagi setiap perangkat organisasi/perusahaan jika organisasi/perusahaan tersebut ingin bertahan hidup di era digital ini.

 Memiliki digital skill dan knowledge atau bisa dikatakan melek digital saja tidaklah cukup, namun juga harus juga diikuti juga dengan pola pikir digital. Sangat penting untuk kita pahami bahwa melek digital tidak sama dengan memiliki pola pikir digital. Menjadi digital savvy hanya menunjukkan kemampuan seseorang untuk menggunakan teknologi tertentu. Namun demikian, kemampuan menguasai teknologi digital adalah modal yang diperlukan untuk dapat mengembangkan pola pikir digital dengan lebih mudah. Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan digital mindset, dan kenapa berbeda dengan digital skill? digital mindset ialah seperangkat struktur pengetahuan-pengalaman mental yang terbentuk karena hidup dalam masyarakat digital yang setiap hari berhubungan dengan teknologi digital (Benke, 2013). Kemudian, dalam digital mindset, faktor keyakinan menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar dan menggunakan teknologi baru (Solberg, 2020). Dari dua definisi tersebut cukup menjelaskan bahwa digital mindset lebih mencerminkan sikap dan perilaku daripada kemampuan atau skill menggunakan teknologi digital.

Bagaimanakah kita mengukur individu yang memiliki digital mindset? Orang dengan digital mindset pada umumnya ditandai dengan:

1.     Memiliki keyakinan atau percaya bahwa teknologi digital dapat untuk menunjang pekerjaan dengan lebih efektif.

2.  Memiliki ketertarikan untuk mencari tahu perkembangan teknologi digital terbaru yang dapat menunjang pekerjaan.

3.  Memiliki keberanian individu untuk mencoba menggunakan teknologi digital terbaru sehingga memperoleh manfaat  yang maksimal untuk menunjang pekerjaan.

Kemudian, orang yang memiliki digital mindset akan memiliki kemampuan untuk:

1.     Memahami kekuatan teknologi dan mampu menerapkannya dalam pekerjaan/organisasi.

2.     Mampu beradaptasi dan berinteraksi aktif terhadap perkembangan teknologi.

3.     Mampu memahami fenomena, dampak dan keterkaitan antara teknologi dengan pekerjaan, dan

4.     Mampu megelola VUCA dengan agility.

Ada beberapa aspek yang harus kita adopsi untuk menumbuhkan digital mindset yaitu:

1.     Memiliki motivasi untuk untuk terus belajar dan memperbaiki diri.

2.     Memiliki kelincahan/agility dalam pengambilan keputusan dengan cara adaptif untuk menciptakan solusi-solusi teknis.

3.     Berfikir strategis

4.     Memiliki literasi teknologi digital yang baik

5.     Memiliki keingintahuan yang terus menerus terhadap perkembangan teknologi digital

Digitalisasi adalah tentang interaksi manusia dengan teknologi. Oleh karena itu, kemampuan kita untuk mengimplemantasikan teknologi ke dalam pekerjaan sehari-hari dan mengambil nilai tambah darinya akan menjadikan kita memiliki value yang lebih, value yang menjadi modal yang baik untuk bertumbuh dan berproses menjadi pemimpin. Di era disrupsi digital ini konsep pemimpin telah mengalami peningkatan value, yaitu tidak hanya sekedar pemimpin yang visoner, namun juga memiliki kemampuan digital leadership yang berkualitas. Digital leader tidak berarti harus memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi informasi ataupun ilmu computer, namun digital leader adalah seseorang yang mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk mencapai tujuan suatu organisasi dengan dilandasi dengan digital mindset yang kuat. 

 Digital leadership ditandai dengan pemimpin yang memiliki:

1.    Growth mindset, atau pola pikir yang berkembang, dinamis, agile, dan tidak mudah menyerah

2.   Keberanian untuk bertindak atau menghadapi tantangan.

3.   Kemampuan untuk mendorong setiap orang dalam organisasi untuk secara produktif berinovasi melalui bagaimana tugas, peran, dan prosesnya.

4.   Mampu menghubungkan end-to-end process untuk mencari solusi dampak disrupsi digital digital pada rantai company value, business output, dan customer experience secara terintegrasi.

5.   Customer-centricity, yaitu pola sikap dan pemikiran yang fokus terhadap customer atau stakeholder.

Di era transformasi digital ini semua pemimpin dan pegawai dituntut untuk memiliki kemampuan untuk memiliki satu goal yang sama yaitu membawa organisasi atau bisnis dimana dia bekerja untuk melakukan transformasi digital di era yang dipenuhi dengan tantangan dan ketidakpastian ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun