"Sekarang!" teriak Gilang.
Gita, Pingkan, dan Ratri melepaskan dahan pohon, yang membuat jerat itu tertutup dan terangkat.
Faris juga menunjukkan keahliannya dengan melemparkan batu ke arah apa pun yang berani bergerak dari pari pintu gua.
Kekacauan pun terjadi. Salah satu alien tergantung terbalik dengan kakinya di ahan pohon, dan dua lainnya memar-memar dan babak belur.
Dua orang alien itu berlari kembali ke gua, dan satu yang ada di pohon mengeluarkan suara seperti hewan liar yang terluka, terdengar di antara tertawa dan menangis.
Ketika anak-anak hendak merayakan kemenangan, suara dengungan keras terdengar dari pintu masuk gua, dan tiba-tiba semuanya tampak bergerak sangat lambat. Seolah-olah udara di sekitar mereka telah menebal, menjebak mereka dalam mimpi buruk adegan film laga. Suara-suara hewan malam menghilang, dan mereka berada dalam mimpi.
Gilang mematikan senter, bukan karena dia ingin, tetapi karena dia harus melakukannya. Faris meletakkan batu-batunya yang tersisa di tanah, dan mereka mulai berbaris. Tanpa bicara dan tanpa kemauan sendiri, mereka melangkah serentak ke dalam gua.
Begitu masuk, mereka bergabung dengan Mando, Sakti, dan Faris, yang juga ditangkap kembali. Begitu mereka semua bersama, kabut dalam pikiran mereka menghilang.
Mereka menyadari bahwa mereka semua telah ditawan oleh alien!
BERSAMBUNG
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI