Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menghitung Mundur

26 September 2025   08:51 Diperbarui: 26 September 2025   08:51 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok pri.Ikhwanul Halim

Dari keduanya, paku adalah taktik yang paling berhasil.

Dan sungguh, meski begitu, hal itu tidak memberikan hasil yang lebih baik.

Suatu malam, seminggu yang lalu, aku menginap di rumah Garibaldi. Dia mabuk, aku mabuk. Sepertinya itu ide yang bagus.

Aku menghempaskan diri di sofanya, terbangun sekitar pukul tiga pagi. Mendengar dia berbicara saat aku berjalan ke kamar mandi, bertanya-tanya apakah aku akan muntah. Aku mendengarnya melalui pintu kamar tidur.

Tidak ada kata-kata apa pun dalam perkataannya, tetapi ada ritme, seperti puisi, bergelombang dan ganjil. Itu memberiku perasaan buruk. Aku mengetuk pintu Garibaldi. Menerobos masuk, ketika dia tidak menjawab.

Saat itu bulan Februari. Udara panas sekali.

Aku tahu kalau Garibaldi tidur telanjang, setelah aku duduk di samping tempat tidurnya.

Gumaman itu berhenti ketika aku duduk di sana. Mata Garibaldi tetap terpejam dan dia berbaring di sana, diam. Selembar handuk melilit kakinya, menutupi barang rongsokannya. Saat dia berbicara, suaranya terdengar sangat-sangat jauh.

Garibaldi berkata, "Robert?"

Lalu, "Robert, kamu tidak seharusnya berada di sini."

"Bro," kataku. "Aku cuma ingin---"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun