"Bisakah kamu menjawab sebuah pertanyaan?" dia akhirnya bertanya.
"Aku tidak tahu. Tergantung pertanyaannya."
"Apakah menurutmu aku bisa bekerja kalau bukan karena kamp pengungsi?"
Si wanita meletakkan kuasnya ke dalam cangkir kecil berisi air dan menarik napas. Si pria tenggelam kembali ke sofa.
"Aku tidak tahu. Aku tidak ingin membicarakannya."
"Tidak ada yang tahu pastinya. Aku hanya menanyakan pendapatmu."
"Pendapatku?"
"Ya."
"Ya, kamu sudah bertahun-tahun tidak menulis apa pun. Laptop antikmu belum pernah kamu sentuh. Yang kamu lakukan hanyalah duduk di sini dan melihatku melukis. Kadang-kadang, kamu menanam tanaman herbal di kebunmu, tanaman yang tidak kita butuhkan. Dan bunga yang tidak kusuka. Di malam hari, kamu bertingkah seperti orang asing. Seperti tamu di rumahmu sendiri. Itu pendapatku."
"Aku akan keluar melihat tengkorak itu."
Si pria bangkit dari sofa dan memakai kembali sepatu botnya.