Kemudian Nini dan kalajengking akan melompat lalu menjauh, keluar dari tempat tidur bayi menuju lantai ubin. Mereka akan melesat ke sudut-sudut gelap ruangan, sehingga Mama tidak akan menemukan mereka di saat bangun dari tidur siang.
Kalajengking berukuran kecil dan mudah hilang, lo! Mereka sesuai untuk semua celah kecil dan bayang-bayang tersembunyi dalam rumah. Tapi aku akan menemukan dia.
"Kamu harus berhati-hati kalau membuka lemari," kata Emak. Maka aku pun berhati-hati.
Aku tetap membuka mata untuk Nini. Setiap kali aku masuk ke kamar mandi, aku memeriksa bak mandi, memanggil namanya dengan sangat pelan. Kalau aku menyebut nama Nini lebih keras, Bapak akan marah padaku.
Setiap pagi aku memeriksa lemari dapur, Â mulai dari bawah wastafel dan mengintip dari kiri ke kanan, hanya untuk memastikan.
Ketika bapak bertanya apa yang kulakukan, aku diam saja.
Karena saat aku menemukan Nini, dia akan menjadi rahasiaku sendiri. Aku akan menyembunyikannya di saku bajuku dan kami akan bertualang. Di malam hari, aku akan menggendongnya ke pekarangan langgar yang berdebu, tempat anak-anak tetangga bermain gobak sodor dan petak umpet. Â Bersama-sama kami akan menatap ke langit dan menghitung bintang dengan mata hitam berkilauan.
Aku akan memberinya makan dengan remah-remah rengginang yang dibawa pulang oleh Emak dari tempat dia bekerja dan memberikan sedikit enting-enting gepuk kepadanya. Enting-enting gepuk adalah kesukaanku, jadi Nini akan tahu bahwa aku menyayanginya ketika aku enting-enting gepuk.
Dengan Nini di dalam sakuku, aku tidak akan pernah sendirian lagi.
***
Tengah malam, aku mendengar suara langkah kaki mungil di atas kaca.