Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langkah Catur

16 September 2025   20:59 Diperbarui: 16 September 2025   20:59 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Langkah Catur

Lawanku sudah duduk di depan papan selama setengah jam, dan masih belum bergerak. Aku bergeser dengan gelisah di kursiku. Hanya ada dua atau tiga gerakan yang bisa dia pilih dengan bijaksana, jadi apa yang dia pikirkan?

Dia mungkin melakukan sesuatu dengan Menteri  yang sedang menatap jalan diagonal panjang, atau mengambil pion, tidak, dia tidak akan melakukan itu, atau mencoba gerakan Raja yang tidak ada gunanya --- seberapa dalam pria itu menghitung?

Kalau dia tidak memakan  pionku, aku akan mempertimbangkan untuk menusukkannya ke depan seperti rapier* tepat ke tenggorokannya.

Aku bangkit dengan berisik, dan mondar-mandir di ruang bermain. Para pecatur lain yang sedang bertanding membungkuk di atas papan mereka, atau bersandar sambil mengutak-atik score sheet**. Seseorang meminum sesuatu dari cangkir kertas melalui sedotan.

Segelas air yang belum tersentuh di siku lawanku yang tak tergoyahkan. Akankah dia memperhatikan jika aku menaruh sekuntum bunga di dalamnya?

Dia adalah pria yang tangguh dan berbadan tegap, terampil dalam pembukaan yang dia pilih, dan sepertinya dia sedang mencari pukulan yang mematikan. Aku gemetar memikirkan apa yang mungkin terjadi kalau aku berani mengalahkannya. Tipe pendiam seperti dia ini, bisa saja tiba-tiba mengamuk.

Tapi kenapa dia tidak bergerak? Apa yang dia lihat?

Penonton berbaris di belakang tali di pinggir area permainan. Beberapa orang berbisik-bisik dan menatap papan pajangan. Geraman atau desahan terdengar saat pemain bergerak.

Dua pemain kawakan pensiunan berdebat dengan nada keras mengenai posisi di salah satu permainan di depan mereka, mencoba memprediksi langkah Putih atau Hitam selanjutnya, dan berseru "Apaaa?" ketika langkah itu mengejutkan mereka berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun