"Itu kamu," katanya. "Kamu kembali."
Ia mengangguk. "Apakah kamu sekarang mengerti mengapa aku tidak menunjukkan wujud asliku?"
"Mendekatlah," bisik Mendut, dan makhluk itu merayap dari pepohonan menuju ambang jendela. Kakinya seperti kaki penyu, tajam dan berselaput. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh tangannya yang lembap, melingkar longgar dan berakhir dengan cakar hitam. Makhluk itu tersentak sedikit, namun tetap menatap penuh harap pada Mendut. Hujan yang menderas beraroma garam.
"Seperti apa rasanya di bawah laut?" dia bertanya.
"Dingin," kata makhluk itu, "dan kesepian."
Berapa malam makhluk itu memimpikan hangatnya matahari? Berapa malam yang Mendut memimpikan pelukan laut yang dingin dan membebaskan?
"Bolehkah aku masuk?"
Mendut mengangguk.
Cikarang, 19 Mei 2024
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI