Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Robot Android Idiot

29 Agustus 2025   14:19 Diperbarui: 29 Agustus 2025   14:19 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Romlah tidak pernah menginginkan sebuah robot di rumahnya. Pada usia 85 tahun, apa yang dia butuhkan dengan teknologi baru yang lagi trending seperti itu? Robot android tak ubahnya balita yang bentuknya seperti tong sampah, lebih merepotkan dari apapun. Dia bahkan tidak bisa keluar rumah tanpa salah satu mesin yang tidak kompeten itu menghalangi jalannya di trotoar. Atau lebih buruk lagi, jatuh terguling di atas kakinya.

Ketika dokter meresepkannya setelah menjalani operasi bypass yang ketiga kalinya, dia menolak keras dan bertanya, "Tidak bisakah dokter mengirim perawat untuk mengurus saya?"

Dokter menggelengkan kepalanya. "Asuransi Anda tidak akan menanggungnya. Lebih murah meminjamkan Anda unit bantuan medis. Robot akan melakukan hal yang sama dengan perawat: mengambilkan Anda air minum, membantu Anda ke kamar mandi, dan memperingatkan paramedis jika terjadi keadaan darurat."

"Baiklah," kata Romlah. "Setidaknya pastikan mereka tidak mengirimiku yang bodoh."

Rumah sakit memulangkan Romlah keesokan paginya, dan dia menunggu setengah hari di rumah hingga teknisi mengirimkan robot tersebut. Ketika pemuda berambut acak-acakan itu muncul, dia menggotong sebuah kotak kardus ke ruang tamu. Anak muda itu membuka penutup depan dan sebuah kaleng dengan tangan terentang, berbunyi dan berceloteh.

"Perkenalkan Tina," kata teknisi itu. "Tolong Nenek tanda tangan di sini, di sini, dan di sini. Maka dia sepenuhnya milik Nenek."

"Tina?" Romlah berkata sambil mendengus. "Dia Cuma seoonggok besi dan aluminium. Nama Tina terlalu cantik. Aku akan memanggilnya Kaleng Sampah."

Teknisi itu mengangkat bahu. "Terserah nenek. Dia akan menerima semua perintah nenek dan memiliki kemampuan untuk mengucapkan beberapa lusin kata. Aku menyarankan Nenek untuk membaca buku petunjuknya."

Setelah teknisi itu pergi, Romlah menatap robot dari tempatnya duduk di tempat tidur yang telah disiapkan anak-anaknya untuknya di ruang tamu.

"Yah, menurutku sekarang hanya ada kita berdua saja. Tapi bukankah kamu adalah makhluk kecil yang jelek, kaleng Sampah?" dia berkata. Dia memukul robot android dengan tongkatnya. "Setidaknya buatlah dirimu berguna dan seduh kopi untukku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun