Sebelumnya: Rumah Berbisik: 4. Lolongan dan Bayangan
Mereka berjalan menyusuri lorong, mendapati setiap ruangan kosong, hanya dihiasi debu dan sarang laba-laba. Ruangan terakhir sama saja, kecuali lemari yang setengah rusak.
Sakti berbalik. "Wah, mengecewakan. Tidak ada apa-apa di sini. Aku capek. Pulang, yuk."
Ketika dia berbalik, tanpa peringatan apa-apa mendadak suara gemuruh dan bayangan gelap menukik ke arah mereka!
***
Gita menutup mata, mengira itu adalah saat-saat terakhirnya hidup di sunia ketika dia jatuh ke tanah. Kemudian dia mendengar Ratri terkikik dan merasakan sesuatu menjilati wajahnya, mengeluarkan lolongan kecil kegirangan. Ketika membuka mata, Gita melihat Skubi, anjing herder peliharaan Sakti, di atasnya. Anjing itu entah bagaimana mengikuti Sakti dan akhirnya menemukan gadis-gadis itu! Gita menghela napas lega saat ia duduk. "Skubi! Kupikir aku sudah mati!" serunya, sambil menepuk kepala anjing besar itu. Ratri ikut menimpali, "Wah, Skubi, aku senang sekali melihatmu!" katanya, merasakan gelombang kelegaan menerpanya.
Setelah semua tenang, Skubi malah gelisah. Dia jelas ingin anak-anak perempuan itu mengikutinya.
Gita berdiri. "Kurasa dia ingin menuntun kita pulang. Ayo kita ikuti dia," katanya.
Ratri mengangguk, dan mereka mulai mengikuti Skubi melewati semak-semak rimbun.
Beberapa menit kemudian, Skubi berhenti dan duduk. Di depan mereka ada rumah kosong!