Jangan salah satu dari anak-anak itu ... tolong, jangan salah satu pun dari anak-anak itu.
Dia tidak bisa tidur nyenyak malam itu.
***
Keesokan harinya, meskipun giliran Cholik yang mengambil sampah di tong itu, Baharuddin melambaikan tangan kepada rekannya dan mengerjakan dua rumah berturut-turut. Dia mengambilnya dan mengutuk. Terlalu ringan.
Tapi tunggu, ada sesuatu di sana. Dia membuka tutupnya dan menemukan seikat kecil sampah.
Baharuddin tersenyum. Sampah tersebut tidak dibungkus dengan kantong sampah biasa melainkan dalam kantong berwarna hijau yang terdapat logo di dalamnya. Tas itu bertuliskan Pampers di sampingnya.
Bayi.
Itu menjelaskan segalanya. Tinggal di rumah sakit. Anak-anak mungkin dititp di rumah kerabat. Tempat sampah kosong.
Baharuddin terkekeh pada dirinya sendiri, lalu bersenandung sepanjang perjalanan.
Cholik memandangnya dengan tatapan aneh, tapi Baharuddin tidak peduli.
***