Sebelumnya: Rumah Berbisik: 2. Panggilan Petualangan
Orang dewasa di rumah mereka hampir tidak menyadari bahwa anak-anak tidur tanpa membuat keributan. Biasanya, mereka akan menguji kesabaran orang tua mereka sebelum dengan ogah-ogahan menuju kamar mereka. Namun malam ini berbeda.
Setelah menyelesaikan tugas, mereka langsung tidur, mengucapkan kalimat samar seperti, "Hari yang panjang," atau "Besok banyak sekali tugas sekolah."
Alasan sebenarnya adalah rencana mereka untuk mengunjungi rumah tua terbengkalai di hutan.
Gita menunggu kakaknya Gilang bergerak lebih dulu. Tak lama kemudian, dia mendengar jendelanya terbuka, dan beberapa detik setelahnya, terdengar suara 'debum' pelan ketika melompat keluar dan mendarat di rumput. Sudah mengenakan celana jins tua dan kaus hitam, Gita pun mengikuti Gilang.
Bulan purnama terang dan bulat. Di sekelilingnya sunyi. Di kejauhan, Gita mendengar suara burung hantu. Beberapa kelelawar terbang di atas pepohonan. Gita bisa mendengar napasnya sendiri ketika mengikuti Gilang dari jarak dekat. Gita mengalihkan jalannya sedikit untuk melewati rumah Ratri. Ratri sudah menunggu.
"Aku pikir kamu tidak akan pernah datang!" Ratri menegur dengan nada bercanda.
Gita hanya tersenyum. "Ikuti aku, Gilang hanya sedikit jauh di depan."
Kedua gadis itu mengejar Gilang yang sudah agak di depan.
Ratri berbisik, "Aku tidak percaya aku melakukan ini! Kalau ayahku memergokiku, aku akan dihukum berat., Aku bahkan tidak akan bisa menghadiri pernikahanku sendiri!"