Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jl. Kilang Kayu

6 Agustus 2025   15:52 Diperbarui: 6 Agustus 2025   15:52 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: tribdem.com 

Mereka semua berempat, belum termasuk dua adik laki-laki yang ikut serta kapan pun diizinkan. Liburan semester lalu mereka menyebut diri mereka Empat Sekawan Pemburu Misteri, karena Neneng suka membaca tiga puluh buku seri tentang anak-anak yang memecahkan misteri kejahatan. Tapi tidak ada kejahatan di Tasik Hening.

Yang ada hanya Jl. Kilang Kayu, yang berkelok-kelok melewati pepohonan dan menemui jalan buntu di area parkir yang sepi dan satu bangunan yang hancur karena terlantar. 

Penggergajian kayu yang memberi nama jalan itu telah lama hilang, terbakar sebelum para Empat Sekawan Pemburu Misteri lahir. Gudang yang didirikan sebagai gantinya juga telah terbakar baru-baru ini, meskipun hanya Gamal dan Helida yang pernah tinggal di Tasik Hening pada saat itu.

"Mari kita selidiki gudang di jalan Kilang Kayu," kata Neneng sambil membungkuk di atas setang sepedanya.

"Katanya ada hantunya," kata Helida. "Sepupuku bilang bangunan apa pun di Kilang Kayu akan terbakar. Katanya, pemilik kilang itu gila...."

Dia menceritakan kisah yang berliku-liku tentang pemilik kilang papan, dan yang lain mendengarkan dengan level ragu-ragu yang berbeda-beda.

Ketika Helida selesai bercerita, Neneng berkata, "Itu bodoh. Ayo, kita lihat apakah kita bisa menemukan petunjuknya."

"Kita mungkin menemukan beberapa kabel dan benda-benda aneh seperti kaleng bensin," kata Nurdin.

Mereka naik sepeda melintasi kota menuju Jl. Kilan Kayu. Cuaca di bawah naungan pepohonan lebih sejuk, dan sungai kecil yang mengalir di sepanjang jalan membuatnya semakin sejuk.

"Kita harus membunuh jentik-jentik nyamuk nanti," kata Gamal sambil menatap air tergenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun