Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jl. Kilang Kayu

6 Agustus 2025   15:52 Diperbarui: 6 Agustus 2025   15:52 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: tribdem.com 

Empat Sekawan Pemburu Misteri menghentikan sepeda mereka dan menatap tanda itu.

"Namanya jelek," kata Nurdin.

"Kota kita sudah punya toko tanaman di Pintu Air," kata Neneng. "Ibuku membeli pohon mangga kami di sana, yang sekarang sudah mati."

Helida berkata, "Aku yakin tanda ini akan terbakar juga."

Malam musim kemarau yang panjang mulai memudar menjadi senja. Di bawah pepohonan gelap; kunang-kunang berkedip di tudung pohon saat keempat anak itu bersepeda menyusuri Jl. Kilang Kayu.

"Ibuku pasti akan marah," kata Gamal sambil memeriksa arlojinya. "Aku seharusnya sudah ada di rumah jam tujuh." Tidak ada yang menjawabnya.

Mereka memarkir sepeda mereka di balik semak-semak dan mengamati bangunan itu. Baunya seperti kayu yang baru digergaji.

"Aku tidak melihat kebun tanaman," kata Nurdin.

"Mungkin hanya untuk menjual bunga dan tanaman lainnya." Gamal berjongkok dan mengerutkan kening di seberang tempat parkir gedung. "Mereka gila membangunnya di sini, di Jl. Kilang Kayu. Harusnya ada yang memperingatkan mereka akan risikonya."

"Pasti nanti terbakar," kata Helida, mengangguk setuju. Dia mengeluarkan sebuah benda dari sakunya.

Setelah itu, tidak ada satu pun dari mereka yang dapat mengingat siapa yang pertama kali menyalakan korek api.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun