LIGHT ON
NARATOR: Itu adalah hari yang suram di bulan Oktober di Pantai Pangandaran, Pesisir Selatan Pulau  Jawa, bagi Dr. Mahiwal Linukh. Mahiwal bukanlah anak berusia 11 tahun pada umumnya. Dia telah mengikuti kursus "doktor detektif" online dan mendapatkan sertifikat dengan predikat 'Sangat Memuaskan'. Membuatnya yakin bahwa dia adalah seorang dokter sekaligus detektif.
Dia merenung di ruang kerjanya sambil menyeruput sekotak susu UHT. Dia kesal dengan alasan konyol dan terbaru yang diberikan oleh orang tuanya yang tak masuk logika.
MAHIWAL: Kenapa aku harus terkurung di kamarku sepanjang hari? Oh, aku tahu, itu karena aku anak yang nakal (bernada tinggi meniru IBU MAHIWAL) dan rupanya ibuku menganggap mencari bukti di sampah Ki Joko bahwa dia adalah pocong mayat hidup merupakan perbuatan yang harus dihukum dengan hukuman tahanan rumah.
NARATOR: Mahiwal sepenuhnya benar. Ki Joko tua adalah tetangga lama Mahiwal yang berusia sekitar 200 tahun dan termasuk orang yang paling pemarah di planet ini. Tujuan hidup Ki Joko adalah membuat anak-anak tetangga benar-benar sengsara, terutama Mahiwal dan Ghea. Dia mengadukan apa pun perbuatan keduanya kepada orang tua mereka setelah mengejar mereka dengan tongkat.
Mahiwal memutuskan sudah waktunya untuk pergi, maka dengan diam-diam dia menyelinap keluar dari jendelanya, sebuah keterampilan yang dia kuasai berkat disiplin berlatih setiap hari. Dia mulai menuju "Pohon", atau tempat nongkrong rahasia mereka, di mana teman baiknya Ghea sedang menunggu. Ghea juga bukan anak biasa. Dia juga mengira dia adalah 'Scully' dan Mahiwal 'Mulder', itu saja. Dia menganggap dirinya adalah seorang detektif juga, karena Mahiwal telah memasukkan Ghea ke sekolah "Pelatihan Detektif" versinya sendiri. Sekarang dia menjadi 'Aibara' dan Mahiwal sebagai 'Conan'.
GHEA: Mahiwal, mengapa lama sekali? Aku sudah menunggu 32 menit 19 detik!
MAHIWAL: Ibuku harus pergi dulu, supaya aku tidak ketahuan kabur. Ghea bestieku, aku telah menemukan misi baru untuk kita. Bayarannya tidak banyak, sama seperti yang lain. Tetapi tidak seperti misteri sampah sebelumnya, misteri ini bertujuan untuk tujuan mulia.
GHEA: Apa misi dan berapa gajinya, BFF? Seberapa burukkah hal itu?
MAHIWAL: Tidak ada bayarannya, sama seperti yang lain. Tapi tidak apa-apa, karena ini demi keselamatanku. Kamu tidak ingin diriku dalam bahaya, kan?
GHEA: Oh, tentu tidak! Aku tidak tahu apakah aku bisa mengatasinya. Hidupmu memang penting, tapi bagaimana dengan celenganku (memegang celengan)? Hah? Dia terus-terusan mengeluh karena aku tidak bisa memberinya makan, karena aku tidak mendapat penghasilan.