Ku tak punya rahasia untuk disimpan. Ketika lewat, pohon-pohon, bebatuan dan dinding mendengar apa yang kau dengar---
Ku tak miliki bahasa tersembunyi untuk mereka yang terdengar seperti gumaman bergegas padamu.
Hanya nafasku, sentuhan lembutnya terhadap apa pun yang menahan: dinding atau jendela, kayu atau batu, makhluk dengan kepala tertunduk, laki-laki memegang topi.
Hanya ada nafasku, suaraku.
Terkadang selembut bisikan malam hari, dan segera 'ku kan tertidur lagi.
Ketika teriakan yang ganas mengamuk, waspadalah: aku tidak punya cinta, tidak peduli pada apa pun jua. Ku 'kan patahkan diri hadapi yang halangi.
Kadang suaraku mengaum, segera menjadi tenang, bangkit dari ketiadaan, tak berakhir dengan hampa, adalah cerita yang pasti kau kenali.
Ada kalanya suaraku setajam pedang yang menusuk hatimu. Kuratapi diri sendiri, seperti kau, karena ketupat bengkulu bertiup laju.
Jangan bodohi diri sendiri---
kau lebih tahu dari siapa pun apa yang kumaksud ketika berbicara tak perlu mengatur nafas dengan kata-kata dan apakah kau pikir kau adalah misteri bagiku?
Bandung, 8 Februari 2023