Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: X. Mimpi-mimpi (Part 2)

3 November 2022   17:00 Diperbarui: 3 November 2022   17:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Bahadur Harinaga.

Dan pada hari-hari seperti ini, ketika Citraloka beristirahat, dia akan pergi ke tempat ujung gua tempat sungai bermuara untuk menyalakan lilin dengan api biru.

Dia duduk di bangku panjang yang terbuat dari kayu yang dipotong dari pohon sagu purba, dan menghela nafas. Lalu CItraloka mengeluarkan kotak kayu berhiaskan bulu burung yang telah punah ratusan tahun lalu, meletakkannya di pangkuannya dan membukanya.

Tengkorak di dalamnya mengucapkan satu-satunya kalimat yang bisa diucapkannya sampai dunia berakhir.

"Citraloka, cintaku."

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun