Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: X. Mimpi-mimpi (Part 2)

3 November 2022   17:00 Diperbarui: 3 November 2022   17:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat dunia kiamat dan sekarat, hanya satu kata yang terdengar.

"Kakak."

Dan dia menjerit sekeras-kerasnya hingga punggungnya patah dan paru-parunya pecah dan...

***

Ametia sangat menyukai para penyihir.

Dia bergabung dengan KOHIRKOBANG setelah kabur dari rumah, tujuh tahun silam.

Dia menyukai perasaan bebas, tetapi membenci rasa lapar. Citraloka menemukannya. Saat dia terbaring tertelungkup di tempat tidurnya dengan air liur menetes ke bantal, dia memikirkan hidupnya, dan masa lalunya, dan kegelapan yang dia tinggalkan.

Kegelapan yang dia pikir telah dia tinggalkan.

Tanah kering dengan pasir hitam membentang sejauh yang bisa diterima alam semesta. Matahari sekarat dan terbakar dengan sengatan sinar kuning yang lelah. Dia sendirian.

Tidak. Dia tidak sendiri.

Sesosok tubuh terhuyung-huyung, jatuh, berdiri. Sosok kecil, lelah. Adiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun