Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penyihir Kota Kembang: VI. Kencan Makan Malam (Part 2)

18 Oktober 2022   16:30 Diperbarui: 18 Oktober 2022   16:36 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Citraloka dingin.

"Aku sudah lebih sakti sekarang," katanya sambil memeriksa kukunya yang hitam. "Kamu bisa merasakannya, bukan? Mantra sihir memenuhi udara."

Citraloka melenturkan jari-jarinya, dan percikan api biru menyala di tangannya. "Aku akan membunuhmu," katanya.

"Aku juga," kata Chintami, dan percikan api biru menyala di tangannya.

"Kalian tahu?" lanjut Mbah Doko, sama sekali tidak memedulikan kedua penyihir wanita itu, "Aku telah menemukan sesuatu. Sebuah rahasia."

Citraloka menatapnya tetapi tidak mengatakan sepatah kata pun.

"Rahasia apa?" Chintami yang bertanya.

"Rahasia para penyihir," kata Mbah Doko dan segera mulai tertawa. Tawa yang menyakitkan telinga manusia dan hewan, bahkan juga telinga mayat. Mendadak tawanya berhenti dan dia menatap Citraloka, "Dia tahu. Oh, dia tahu. Itu semua salahnya. Dan dia tahu itu semua salahnya."

Chintami menatap Citraloka. "Wat zei hij?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Chintami, Citraloka menuju Mbah Doko. "Apa yang kamu inginkan?"

Dia tersenyum. "Oh, kamu tidak tahu?" tanyanya. "Yang aku mau sangat sederhana. Yang aku inginkan hanyalah kamu, dan dia," menunjuk ke Chintami, "untuk menderita. Itu saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun