Perempuan tua itu tersenyum mendengar pertanyaannya, menyentuh bekas luka di pipinya. "Kadang-kadang," jawabnya sambil tersenyum diterangi nyala api.
"Hanya kadang-kadang," suaranya menggema. "Sekarang, anak-anak, sudah waktunya kalian pulang. Ayo, aku akan mengantarmu ke gerbang."
BERSAMBUNG
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!