Perempuan tua itu tersenyum mendengar pertanyaannya, menyentuh bekas luka di pipinya. "Kadang-kadang," jawabnya sambil tersenyum diterangi nyala api.
"Hanya kadang-kadang," suaranya menggema. "Sekarang, anak-anak, sudah waktunya kalian pulang. Ayo, aku akan mengantarmu ke gerbang."
BERSAMBUNG
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI