Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rusunawa (Bab 33)

5 Oktober 2022   11:30 Diperbarui: 5 Oktober 2022   11:29 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Aku harus menafkahi diriku sendiri dan anak-anak, pikirnya, atau kami akan mati kelaparan.

Rano telah selesai mengambil air dan membereskan tempat tinggal mereka. Dia duduk di bangku panjang yang diletakkan di dinding lorong saat dia berkonsentrasi pada ponsel barunya. Dia tersenyum sambil melihat-lihat benda di tangannya, sebuah Blackberry Curve 8520.

Rano mendengar suara langkah kaki menggaruk lantai saat berjalan mendekat, mengira itu pasti salah satu tetangga. Tapi entah siapa.

"Sedang ngobrol dengan pacar?" sebuah suara bertanya.

Rano mengangkat kepalanya. Ternyata Bini dan seorang gadis remaja.

Gadis itu menunduk, mungkin dia pemalu. Rano ingin mengangguk, tapi dia tak biasa berbohong.

"Pacarku? Tidak mungkin," kata Rano.

Bini tersenyum. "Saya tanya begitu karena kamu senyum-senyum sendiri. Orang tersenyum sambil melihat handphone kalau bukan karena pacar, baru saja menang lotre. Tapi memang senyummu menakutkan cewek-cewek," ucapnya dan mendekat sementara gadis itu masih berdiri seperti manekin di pasar Jatinegara.

Bini menyodorkan tangannya dan memegang ponsel Rano. Rano melonggarkan cengkeramannya dan Bini tersenyum.

Memperhatikan ponsel itu dengan teliti, wajah Bini menjadi sedikit cerah dan dia menanyakan model ponselnya. Rano menjawab dan dia tersenyum lagi, lalu mengembalikannya ke Rano dan berjalan pergi. Gadis itu mengikutinya, tapi dia berhenti, berbalik kembali ke Rano.

"Kamu sudah kenalan dengannya?" Dia berkata sambil menunjuk gadis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun