Ratna tampak anggun dan tenang. "Aku mau kalau saja punya sedikit waktu lagi, tetapi aku sudah terlambat untuk ketemu penata rambutku."
Bagiku rambutnya tampak sempurna tak perlu ditata lagi.
"Sebenarnya, aku sendiri agak terburu-buru," kataku, "tapi kita mungkin bisa bicara sambil minum kopi. Aku baru saja membuatnya."
"Maaf, sayang," kata Ratna. "Aku baru saja beca pesan yang kamu tinggalkan tadi malam. Kamu ingin menemuiku tentang sesuatu, bukan?"
Aku mengangguk. "Aku ingin tahu apakah kamu akan membantuku."
"Kalau aku bisa. Apa itu?"
Aku ragu-ragu sejenak. "Ini mungkin permintaan yang agak aneh, tetapi aku bingin kamu Menyusun daftar untukku."
Alis Ratna terangkat. "Daftar? Daftar apa?"
"Daftar semua teman dan kenalan David."
Ratna tampak benar-benar bingung.
"Aku sendiri mungkin tahu cukup banyak kenalannya," aku menambahkan, "tetapi aku ragu apakah tahu semuanya. Maukamu mau bantu, kan?"