Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Peramal

24 September 2022   18:00 Diperbarui: 24 September 2022   17:59 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
id.depositphotos.com

"Kamu bisa saja berbohong!"

"Dan kamu juga bisa untuk tidak memaksa."

"Aku akan minta maaf tentang ini, kau tahu."

"Aku tahu."

Dan Sang Peramal tak bergerak saat pria itu menusukkan pisau ke lehernya. Bilahnya terasa dingin di dalam. Banjir cairan merah mengalir keluar dari dirinya saat si pria menarik kembali pisaunya. Tanpa suara.

Sang Peramal mendengar peluit ceret berhenti mendidih, dan memberi isyarat pada sip ria untuk memeriksanya.

Dengan canggung, pria itu menepuk bahunya beberapa kali sebelum melarikan diri ke belakang. Sang Peramal tak menahannya. Tidak juga. Selain itu, si pria akan tewas dalam kecelakaan mobil sebelum tahun berakhir.

Kemudian, untuk satu momen kemenangan yang tak terduga, sebelum sungai meluap dan menelannya, waktu hancur berantakan. Serpiha-serpihannya jatuh di sekelilingnya dalam kemungkinan fraktal yang tak terbatas.

Pria itu kembali, memegang cangkir hangat, untuk melihat bahwa dia tersenyum.

Bandung, 24 September 2022 

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun