"Kamu bisa saja berbohong!"
"Dan kamu juga bisa untuk tidak memaksa."
"Aku akan minta maaf tentang ini, kau tahu."
"Aku tahu."
Dan Sang Peramal tak bergerak saat pria itu menusukkan pisau ke lehernya. Bilahnya terasa dingin di dalam. Banjir cairan merah mengalir keluar dari dirinya saat si pria menarik kembali pisaunya. Tanpa suara.
Sang Peramal mendengar peluit ceret berhenti mendidih, dan memberi isyarat pada sip ria untuk memeriksanya.
Dengan canggung, pria itu menepuk bahunya beberapa kali sebelum melarikan diri ke belakang. Sang Peramal tak menahannya. Tidak juga. Selain itu, si pria akan tewas dalam kecelakaan mobil sebelum tahun berakhir.
Kemudian, untuk satu momen kemenangan yang tak terduga, sebelum sungai meluap dan menelannya, waktu hancur berantakan. Serpiha-serpihannya jatuh di sekelilingnya dalam kemungkinan fraktal yang tak terbatas.
Pria itu kembali, memegang cangkir hangat, untuk melihat bahwa dia tersenyum.
Bandung, 24 September 2022Â