Sang Peramal meneruskan rajutannya saat menunggu kedatangan si pembunuh. Angin menerobos di bawah dinding tipis tenda dan dia menggigil, menarik jubah mencolok yang diberikan event organizer padanya lebih erat. Bunyi ceret mendidih di dapur di belakang tenda untuk secangkir teh yang tidak akan pernah dia nikmati.
KEMBALI KE ARTIKEL