Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Percaya Peramal, Lupa Percaya Diri dan Tuhan

1 Maret 2024   14:41 Diperbarui: 1 Maret 2024   14:50 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://news.detik.com/

Percaya Peramal VS Iman, Lupa Percaya Diri

Manusia haus akan pujian semu

Pujian seperti obat kegalauan

Ingin mengetahui hari esok

Lupa akan hari ini

Hallo sahabat-sahabat, pernakah kamu pergi ke seorang peramal? Apa yang disampaikan peramal tentang hidupmu. Kesusahan di masa yang akan datang atau justru kebahagiaan di masa depan. Inilah esensi manusia ingin mengetahui kehidupannya di masa yang akan datang. Apakah yang diramalkan benar-benar terjadi? Lalu, Apakah yang kamu lakukan setelah diramal orang? Hanya tidur dan bangun menanti kejadian yang telah diramal.

Saya sering kali melihat dan mendengar peramal yang meramalkan tentang kehidupan seseorang di masa yang akan datang bahkan sering kali meramal akan keadaan alam di masa yang akan datang. Memang terdapat ramalan yang benar-benar terjadi, ketika ada orang yang merekam ramalan itu dan benar-benar terjadi di kemudian hari. Dengan kebenaran yang terjadi, orang berbondong-bondong datang ke tempat peramal untuk meminta di ramal. Berharap hari depan penuh kebahagiaan saat diramal. Meramal adalah seseorang yang memiliki kekuatan melihat masa depan yang tersamar dalam pikirannya.

Saya secara pribadi berpikir bahwa mempercayai peramal akan membuat seseorang lupa akan jati diri yang seharusnya percaya diri bahkan orang yang datang agar diramalkan adalah pribadi yang tidak percaya akan diri sendiri. Ketidakpercayaan akan diri sendiri ini menimbulkan seseorang membutuhkan penglihatan mistis dari orang lain.

ramalan apakah sama dengan teori psikologi? Menurut saya tentu berbeda. Pengetahuan melihat seseorang berdasarkan kehidupan orang itu di hari sebelumnya kemudian dapat mengungkapkan bahwa sesuatu yang keliru dalam hidupnya selama ini, penyebab melakukan tindakan keliru dan benar serta yang harus dipertahankannya demi kebahagiaan. Ramalan benar-benar melihat orang lain berdasarkan kekuatan yang ada dalam diri peramal. Bahkan tidak mengetahui kehidupan sebelum dari orang yang diramal.

Dalam keyakinan saya, bahwa saya tidak akan datang ke tempat peramal untuk diramal atau saya tidak mau untuk diramalkan. Inilah prinsip hidup yang saya bangun dalam hidup. Saya berprinsip seperti ini atas dasar iman yang saya pengang teguh. Saya meyakini bahwa kehidupan saya di masa yang akan datang berada dibawah naungan dan rencana Tuhan. Saya diciptakan oleh Tuhan, dengan wejangan hidup bahwa saya akan hidup dengan kehidupan yang sesuai direncanakan Tuhan. Para peramal tentu bukan Tuhan dan tidak memiliki kuasa seperti Tuhan untuk menentukan kehidupan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun