Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rusunawa (Bab 19)

21 September 2022   12:00 Diperbarui: 21 September 2022   12:02 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

"Kok lama banget buang sampah aja ?" tegur Rano.

Suti tak menjawab, hanya tubuhnya yang tampak gemetar.

"Lola menampar Linggis," Tiur menunjuk.

Rano menoleh dan melihat Linggis yang sedang berusaha untuk bangkit. Dia kembali jatuh ke rumput. Lelaki pemabuk itu kemudian duduk, mulutnya dipenuhi rumput dan bernapas terengah-engah.

"Lola, apa sih, masalahmu? Haruskah kamu berkelahi dengan semua orang di sini dan si sekolah sampai kamu merasa tidak ada lagi yang mampu melawanmu?" Rano bertanya dan berjalan ke arahnya.

Lola mundur sedikit.

"Jangan sekarang. Gue akan bikin perhtungan dengan lu, tapi nanti, bukan sekarang," katanya sambil berbalik dan pergi.

Rano yang berumur enam belas tahun sangat jangkung. Lola hampir tidak bisa mencapai bahunya. Tingginya sama dengan Tiur yang berusia empat belas tahun dan mereka berdua lebih tinggi dari Suti dengan beda lima sentimeter.

Rano memegang tangan Linggis dan membantunya berdiri, sampai akhirnya pemabuk itu berhasil menegakkan badannya dan berjalan terhuyung-huyung pulang.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun