Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan Hujan

4 September 2022   13:13 Diperbarui: 4 September 2022   13:27 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan terkutuk tidak pernah turun selama bertahun-tahun.

***

Ketika saya mendengar tentang api di Nirwana bertahun-tahun kemudian, saya pikir itu lucu bahwa sebuah kota dinamai Surga. Setelah saya membacanya di berita, saya menelepon adik perempuan saya, yang tinggal bersama orang tua saya di Bukit Barisan.

Bagaimana keadaannya?

Buruk, katanya. Di sini berasap. Dan dingin.

Dingin? Saya mencoba membayangkan kebakaran hutan di puncak musim hujan.

Cukup dingin untuk teh melati, jawabnya.

Saya memikirkan kembali irama musim.

Saya teringat kenikmatan yang mengiringi pergantian cuaca sepanjang tahun. Suara saya tersedak karena sebuah bisikan: kuharap aku bisa pulang.

Tidak akan sama lagi.

Saya membayangkan adik saya mengerutkan kening. Sayangnya hujan saja tak cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun