Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tujuh Detik Terakhir

20 Mei 2019   11:53 Diperbarui: 20 Mei 2019   12:16 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka adalah sepasang kekasih. Kehangatan tubuhnya, sentuhan kulitnya yang halus menenangkannya saat mereka berbaring di tempat tidur. Dia menggigit jarinya dan berbisik mendesak, meminta, memohon. Lagi. Napasnya tersendat dan wajahnya bersinar dengan sukacita yang tak terbayangkan saat dia mengatakan ya.

Satu.

Mereka adalah keluarga. Dia duduk di sampingnya ketika mereka menyaksikan anak-anak mereka bermain di halaman. Matahari menyinari wajah mereka saat suara tawa dan sukacita lembut bergelompang melalui udara bersih tak berpolusi. Dia bersandar dan mendesah gembira, menghirup aroma bunga musim panas. Dia memeluknya erat dan menciumnya lagi saat dia memejamkan mata. Semua rasa sakit dan kekhawatirannya terlupakan dalam momen keabadian yang sempurna ---

Nol.

TAMAT

Sumber Ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun