Mohon tunggu...
siti fatima
siti fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

99 Detik

28 Maret 2024   07:27 Diperbarui: 28 Maret 2024   07:28 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di lautan waktu yang tak terukur,
Berkejaranlah detik yang berlalu begitu cepat.
99 detik, sebentar saja bagiku,
Namun cukup untuk merasakan getir dan manisnya hidup.

Di dalamnya terdapat kisah yang terlupakan,
Cerita tentang kebahagiaan dan kepahitan,
Mimpi-mimpi yang terbang tinggi,
Dan kegagalan yang menuntun kita belajar.

Detik demi detik menyusun sebuah perjalanan,
Melintasi relung hati dan kerumunan pikiran,
Mengalir seperti air yang tak pernah berhenti,
Menyulam benang-benang waktu yang tak terpisahkan.

99 detik, bagaikan kilatan petir di langit,
Menerangi kegelapan dengan cahaya kehidupan.
Meskipun singkat, namun berharga,
Seperti kembang api yang mekar sebelum redup.

Di ujung sana, terhampar harapan,
Menanti kita untuk menjelajahi lebih jauh.
Hingga saat detik ke-100 tiba,
Kita bersiap untuk menyambut petualangan baru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun