Mohon tunggu...
Audriana Janette Calesta
Audriana Janette Calesta Mohon Tunggu... pelajar

💭💭💭

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Badai yang Reda

28 Januari 2024   17:35 Diperbarui: 31 Januari 2024   10:00 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cahaya matahari di pagi hari menyinari setiap sudut ruang kelas sepuluh Antareja. Jam dinding menunjukkan pukul 7.55 menandakan bel masuk berbunyi. Seluruh siswa pun bergegas masuk ke kelas masing-masing dan mengawali kegiatan dengan berdoa, mendengarkan renungan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kegaduhan di sepuluh Antareja terdengar dari setiap sudut-sudut ruang kelas. Pak Gun, fasilitator sekaligus wali kelas kami, masuk ke dalam kelas.

  “Selamat pagi semuanya!” seru Pak Gun.

“Pagi Pakk!!” jawab seluruh siswa Antareja dengan penuh semangat.

“Hari ini kita akan melanjutkan latihan untuk persiapan gelar karya P5 yang kedua ini, sekarang kalian boleh ganti kaos dulu setelah itu segera berkumpul di pendhapa,” kata Pak Gun.

“Baik Pak.” jawab seluruh siswa Antareja.

Setelah semua siswa sudah berganti pakaian mereka pun langsung menuju ke pendhapa seperti yang diperintahkan oleh Pak Gun dan ketua koordinator kami Lala, Jove, dan Dean langsung mengarahkan kami untuk melakukan tugas kami sesuai divisi masing-masing. Iringan musik pun dimainkan dan para penari bersiap di posisi masing-masing. Yaa, seperti biasa beberapa anggota di antara para penari selalu saja ada yang tidak serius dan ketawa-ketawa tidak jelas ketika sedang tampil. Tentunya hal tersebut membuat ketiga ketua koordinator kami jengkel.

  “Stop stop stopp!! Guys, ayo dong yang serius. Waktu kita udah ga banyak lagi, tinggal beberapa minggu lagi loh sebelum hari H dan kita masih ada banyak banget yang harus dikoreksi dari penampilan kita.” kata Jove.

“Ckk, hadeehh, iya dehh..” sahut salah satu penari yang bernama Nino. 

Nino memang dikenal sebagai anak yang nakal dan keras kepala, ia juga selalu mau menang sendiri dan seenaknya.
Mereka pun mengulang tarian nya selama beberapa kali sampai sampai para penari merasa sangat jenuh karena tarian itu diulang terus berkali kali tanpa jeda sedikit pun.

  “Aduuhh, ini mau diulang berapa kali lagi sihh!! Capek bangett, mana ga di kasih jeda buat istirahat bentar.” kata Nino.

“Ya makanya kalo di suruh serius tuh ya serius bukan nya malah ketawa ketawa dan bercandaan ga jelas bahkan sampe jalan jalan kesana kesini, kita juga kesulitan tau ngatur kalian, ga cuma kalian doang yang capek.” sahut Jove dengan emosi yang mulai memuncak serta suara nya yang menggema terdengar di setiap sudut pendhapa.

Anak-anak yang tadi nya bersenda gurau di pendhapa pun terkejut mendengar omelan Jove, seketika mereka pun terdiam. Seorang Jove yang dikenal sebagai seseorang sosok yang sabar tiada habis nya, tiba-tiba meluapkan emosi nya begitu saja, ya jelas lah semua nya terkejut melihat sikap jove yang tiba-tiba berubah drastis.

  “Eh, woy, itu si Jove kenapa ya? Sumpah gue kaget banget..” para siswa berbisik.

Seketika seluruh siswa pun berbisik antara satu dengan yang lain nya membicarakan Jove. Jove yang menyadari hal tersebut akhirnya memutuskan untuk beristirahat sejenak untuk meredakan emosi nya.

  “Guys, kalian bisa istirahat dulu aja nanti kalo aku udah chat di grup kelas kalian langsung kumpul ke pendhapa lagi yaa,” kata Lala kepada para siswa.

Kemudian mereka pun istirahat dan pergi ke kantin. Namun tidak dengan Lala, Lala berjalan ke kelas untuk menghampiri Jove yang sedang merenung sendirian di tempat duduk nya.

  “Jove, kamu gapapa?” tanya Lala dengan suara lembut nya.

“Gatau La, jujur aku bingung banget hari ini aku kenapa, rasanya tadi kepala aku mau meledak seriusan deh, kayak rasanya tuh beban yang ada di proyek ini di lempar ke aku semua La, terus gatau kenapa tadi emosi aku langsung meledak gitu aja tanpa aku sadari,” jawab Jove sembari memegang pelipis nya.

“Mungkin ini emang berat banget buat kamu Jo, tapi kalo kamu emang merasa terbebani banget kamu bisa kok ceritain semua hal yang bikin kamu merasa terbebani ke aku, kan kita ini tim, Jo, yang nama nya tim emang udah seharusnya saling membantu dan selalu ada buat satu sama lain,” kata Lala sambil menepuk bahu Jove untuk menenangkan nya.

Perlahan-lahan, air mata mulai membasahi pipi Jove, Jove terharu mendengar jawaban Lala sekaligus merasa lega setelah mencurahkan isi hati nya kepada Lala.

  “Makasih ya La, udah dengerin keluh kesah aku dan bikin perasaan aku lebih tenang,” kata Jove sambil mengusap air mata nya yang terus mengalir.

“Iya Jo, sama-sama,” jawab Lala.

“Aku udah mendingan sekarang La, tolong chat anak-anak dong suruh kumpul di pendhapa,” kata Jove.

“Nah gituu dongg, siaappp Jooo!!” jawab Lala dengan penuh semangat.

Lala pun langsung menyuruh anak-anak untuk berkumpul di pendhapa lewat grup kelas. Nino dan teman-teman nya yang sedang berada di kantin melihat notifikasi chat dari Lala yang menyuruk mereka untuk berkumpul di pendhapa.

  “Yaelahh, males banget gue ke pendhapa lagi, muak banget sm proyek ga jelas ini,” kata Nino sembari menggaruk kepala nya dengan kesal.

“Udah lah, mending kita di sini aja dari pada latian lagi, kita juga udah males banget dengerin omelan Jove,” sahut teman-teman Nino.

Semua siswa Antareja sudah berkumpul di pendhapa, kecuali Nino dan teman-teman nya itu. Mereka pun akhirnya menunggu Nino dan teman-teman nya karena mereka mengira kalau Nino dan temn-teman nya mungkin saja sedang di toilet. Waktu demi waktu telah berlalu dan mereka tak kunjung kembali juga. Lala yang merasa heran dengan hal tersebut pun akhirnya memanggil Pak Gun dan meminta tolong Pak Gun untuk memeriksa toilet laki-laki siapa tau ada Nino dan teman-teman nya. Pak Gun bergegas untuk ke toilet laki-laki dan ternyata Nino dan teman-temannya tidak ada di toilet tersebut. Kemudian Pak Gun menuju ke kantin dan ternyata di situlah Nino dan teman-temannya berada, Nino dan teman-temannya yang sedang bersenda gurau pun terdiam seketika dan langsung berdiri setelah melihat Pak Gun yang tiba-tiba muncul dengan raut wajah yang terlihat sangat kesal.

  “Kalian kenapa kok masih di kantin? Lala kan udah suruh kalian buat kumpul di pendhapa,” tanya Pak Gun.

“Iya sih pak, tapi kita masih kesel sama Jove pak, kita males dengerin omelan nya Jove,” jawab Nino sambil menunduk.

“Astaga Nino.. jangan karena kamu ada konflik dengan Jove terus kamu jadi merugikan anak-anak yang lain nya juga, nama nya aja ini proyek kelas ya jelas harus dikerjain bersama, kita ini tim, harus bisa memikirkan yang lain juga jangan mikirin perasaan sendiri aja, saya tidak memihak kamu ataupun Jove, disini tidak ada yang benar atupun yang salah, mau ga mau kamu harus minta maaf ke Jove,Jove juga minta maaf ke kamu dan sebisa mungki kalian selesaikan masalah kalian berdua secara baik-baik supaya suasana latihan nya lebih nyaman.” kata Pak Gun.

“Iya pak, kita minta maaf ya pak,” jawab Nino mewakili teman teman nya juga.

“Minta maaf ke Jove, jangan ke saya.” sahut Pak Gun.

Mereka pun akhirnya berjalan menuju ke pendhapa dan ternyata mereka sudah memulai latihan tanpa Nino dan teman-teman nya. Nino pun menghampiri Jove.

  “Jo, aku mau minta maaf soal yang tadi.” kata Nino sembari mengulurkan tangan nya kepada Jove.

“Iya, aku juga minta maaf ya tadi udah bentak bentak, emosi aku tadi lagi ga stabil banget.” jawab Jove.

Mereka pun berjabat tangan menandakan bahwa mereka sudah berbaikan. Setelah itu mereka melanjutkan latihan nya dan Nino ikut bergabung dengan anak-anak yang lain nya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun