Secercah sinar kuning hangat
datang tanpa paksaan, tanpa permintaan.
Uap kehidupan dari belakang mengejutkan,
Lima empat puluh sembilan,
kehangatan itu merubah, tiba tiba mencabik-cabik raga,
Datang terbiasa dengan manisÂ
keluar terburu-buru dengan pahit di hati yang sudah teriris.
ah sakit tanpa manis, tapi harus tetap mringis, belajar dari si manis.
awal yang manis, berakhir dengan kencing manis, awal yang pahit akan menjadi obat dan berakhir mringis.
-Tumenggung II, 23 Oktopuisis 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!