Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lebaran Tak Semata Indah

9 April 2024   17:50 Diperbarui: 9 April 2024   20:30 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di saat lebaran yang kian dekat
Bencana datang, menyapa tanpa terduga
Air mata bersama senja yang pekat
Mengalir membasahi hati yang duka

Di pelosok desa, di kota yang jauh
Derita menghampiri, tiada henti menggoda
Rumah-rumah terendam, harapan terenyuh
Di antara kenangan, pilu yang merenda

Puisi lebaran bukan hanya tentang senyum
Namun tentang duka yang tak terucap
Mimpi-mimpi terkubur dalam reruntuhan
Di tengah sunyi, di dalam gemuruh pengap

Di langit, awan kelam menggelayuti bulan
Menyampaikan rahasia gelapnya takdir
Hati yang terluka, jiwa yang terpilu
Menangis dalam doa, memohon ampunan

Namun janganlah kau biarkan harapan sirna
Di balik awan kelam, tetaplah ada cahaya
Lebaran bukan sekadar kenangan yang hancur
Tetapi juga harapan yang bagaikan terkubur

Mari kita satukan hati, tangan, dan doa
Menjadi pelipur lara bagi yang terluka
Di setiap tetes air mata, tersembunyi kekuatan
Untuk bangkit, untuk berdiri, untuk meraih kemenangan

Sisihkan puisi lebaran kita menjadi doa
Bagi yang terluka, bagi yang tak bisa berkata
Bagaikan bersama, dalam cinta dan realita
Membawa sinar kebahagiaan di tengah bencana

Padang, 9 April 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun